Sempat Heboh Pedagang Tanah Abang Minta e-Commerce Tutup, Sekarang Sudah Bersih

Sempat Heboh Pedagang Tanah Abang Minta e-Commerce Tutup, Sekarang Sudah Bersih

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Senin, 09 Okt 2023 16:34 WIB
Tak ada lagi pedagang Tanah Abang yang memasang spanduk penolakan e-commerce
Tak ada lagi pedagang Tanah Abang yang memasang spanduk penolakan e-commerce - Foto: detikcom/Shafira Cendra Arini
Jakarta -

Masyarakat sempat dihebohkan dengan aksi para pedagang Tanah Abang Blok B yang memasang tulisan bernada protes, minta TikTok Shop dan sejumlah platform toko online (e-commerce) lainnya untuk ditutup. Kini, tulisan-tulisan tersebut sudah tak ada lagi.

Dari pantauan detikcom, Senin (9/10/2023), tulisan-tulisan bernada protes tersebut sudah tak nampak lagi di Tanah Abang Blok B. Hal ini pun dikonfirmasi langsung oleh sejumlah pedagang yang ada di sekitar lokasi.

"Sudah nggak ada lagi. Itu minggu lalu di daerah sini memang banyak. Sekarang sudah nggak ada," kata salah seorang pedagang, ditemui di lokasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Informasi senada turut disampaikan oleh Fauzi, aparat keamanan yang berjaga di area tersebut. Fauzi mengatakan, tulisan-tulisan itu sudah bersih tak bersisa tak lama setelah kunjungan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki ke Pasar Tanah Abang pada Selasa (19/9/2023).

"Ramai-ramai itu minggu lalu. Sudah bersih sekarang. Pas waktu ada kunjungan, sehari setelah itu udah nggak ada," kata Fauzi, kepada detikcom, ditemui di lokasi.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, aksi pemasangan tulisan-tulisan bernada protes itu spontan dilakukan para pedagang untuk menyampaikan keresahannya tatkala Teten berkunjung ke lokasi. Sebelum dan setelah kunjungan tersebut, tulisan-tulisan itu tak terlihat keberadaannya.

"Sudah dicabut ya. Ini seperti aksi spontan pedagang saja pas kunjungan kemarin. Setelah itu sudah nggak ada lagi sih," ujarnya.

Sebelumnya, memang ramai pedagang Pasar Tanah Abang memasang tulisan-tulisan bernada protes hingga minta tolong di depan tokonya pada saat kunjungan Teten ke lokasi pekan lalu. Tulisannya pun terbilang cukup beragam, mulai dari meminta TikTok Shop ditutup, hingga turut meminta e-commerce lain juga ikut ditutup.

"Tolong pak TikTok tutup pak," tulis salah satu poster. "Hapus online shop," tulisan poster lainnya.

"Tolong hapuskan Tiktok Shop, Lazada, Shopee. Tolong kami pak," bunyi poster lainnya. "Kembalikan Tanah Abang yang dulu pak," bunyi poster yang lain.

Sejumlah pedagang mengaku, langkah ini dilakukannya lantaran merasakan penurunan omzet sejak beroperasinya platform-platform tersebut. Seperti halnya yang dirasakan Anton, pedagang Tanah Abang yang telah berjualan sejak 2007. Dari sebelumnya bisa meraup Rp 20 juta per hari, kini untuk mendapat Rp 2 juta per hari saja Anton mengaku kesulitan. Ia juga mengaku heran kenapa produk yang dijual secara online bisa dihargai murah.

"Kualitas sama barang sama, tapi harga jauh beda, itu yang kita jauh bingung, kenapa dia bisa jatuhin. Kayak gini kita jual Rp 100 ribu, di online bisa Rp 49 ribu, Rp 39 ribu. Kalau kita beli bahan produksi sendiri, kita pikir-pikir sendiri nggak bisa nggak masuk harganya. Kenapa di online itu bisa," bebernya.

Senada, Anggi pedagang lain di Pasar Tanah Abang menuding produk yang dijual di pasar online mayoritasnya adalah impor. Sehingga penjual barang online berani membanting harga.

"Kalau itu kan produk asing dijual dengan harga yang lebih jatuh. Pedagang mengeluhkan omzet berkurang sampai 80-90%. Biasanya saya sampai Rp 40-50 juta, sekarang Rp 1 juta aja susah. Laris satu potong aja susah," keluhnya.

Akhirnya, pada Rabu (4/10/2023) pukul 17.00, TikTok Shop resmi ditutup dan berhenti beroperasi. Penutupan tersebut merupakan wujud implementasi dari Permendag No. 31/2023 sebagai revisi dari Permendag No. 50/2020 tentang aturan penyelenggara perdagangan melalui sistem elektronik.

(shc/kil)

Hide Ads