Pemerintah memberikan penugasan impor beras tambahan kepada Perum Bulog sebanyak 1,5 juta ton tahun ini. Jumlah itu menambah penugasan sebelumnya sebanyak 2 juta ton.
Perum Bulog mengatakan saat ini pihaknya sudah mulai melalukan negosiasi kepada sejumlah negara, di antaranya Thailand, Vietnam, dan Pakistan.
"Sudah mulai negosiasi Thailand, Vietnam, dan Pakistan," kata Sekretaris Perusahaan Bulog Awaludin Iqbal, kepada detikcom, Selasa (10/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam proses negosiasi tersebut, Iqbal mengatakan ada banyak pertimbangan yang harus diperhitungkan Bulog sebelum teken kontrak. Pertimbangan itu di antaranya harga, kualitas, kuantitas, dan kesesuaian dengan stok yang ada di Gudang Perum Bulog.
"Kita kan mempertimbangkan stok yang kita kuasai, kita kan ada pertimbangan harga, pertimbangan kualitas, kuantitas, ada beberapa stok yang kita kuasai semua, ada pertimbangannya. Itu kan kuota impor," jelas dia.
Pihaknya memastikan realisasi impor beras tambahan itu bisa masuk ke Indonesia pada Desember 2023. Sementara sisa penugasan impor yang 2 juta ton sebelumnya, selesai November 2023.
"Ya Desember. Ya kan kita sudah mulai, kita lihat dulu, sudah mulai ada kontrak, kelanjutannya ya namanya penugasan di tahun ini (jadi diselesaikan tahun ini)," ujar dia.
Sebagai informasi, impor beras ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang disimpan di Gudang Perum Bulog. Dalam aturan pemerintah, Perum Bulog setidaknya harus memiliki CBP sebanyak 1,2 juta ton di akhir tahun.
Fungsi CBP sendiri merupakan pasokan beras yang akan dikeluarkan saat kondisi terdesak, misalnya stabilisasi pasokan dan harga yang tinggi.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi menjelaskan, tambahan impor tersebut untuk memenuhi stok di cadangan beras pemerintah (CBP) dan sebagai persiapan pasokan saat pemilihan umum (pemilu) dan Hari Raya Lebaran 2024.
Arief menegaskan, keputusan penambahan impor ini tidak terburu-buru dilakukan pemerintah. Tetapi hal tersebut sebagai upaya antisipasi saat produksi diprediksi akan terus menurun.
"Nggak lah, apa yang terburu-buru, justru harus disiapin. Ikhlas nggak kalau kondisi negaranya chaos? Mau Pemilu 14 Februari 2024, mau Lebaran 9 April, (kalau) stok Bulog di bawah 1 juta ton, berani nggak? Kalau jadi presiden berani nggak ambil risiko? Yaudah, kita mesti berpikirnya holistik, yang besar," kata Arief saat ditemui di Kementerian Pertanian (Kementan) Jakarta, Selasa (10/10/2023).
Dia juga sempat menyebut sebelumnya lagi bahwa kebutuhan impor tambahan akan dibeli dari Vietnam dan Thailand. Kendati demikian, Arief mengatakan pihaknya sebenarnya berharap bahwa stok impor nasional kelak bisa dipenuhi oleh berbagai sentra pertanian dalam negeri seperti Jawa Barat, Lampung, Sulawesi Selatan.
Menurutnya, Indonesia seharusnya jangan bangga masih terus mengimpor beras dari luar negeri. "Saya ke depan pengennya sukamandi, pinrang, sidrap, lampung. Kita pengen lokal. Jangan kita bangga impor-impor terus, ini hanya emergency untuk mengisi stok level bulog," tegas dia di kantor Kementan, Jakarta, Senin (9/10/2023).
(ada/rrd)