RI Impor Setengah Juta Ton Jagung Bantu Peternak Ayam

RI Impor Setengah Juta Ton Jagung Bantu Peternak Ayam

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 11 Okt 2023 10:41 WIB
Buruh melakukan perontokan jagung di Desa Pedes Lohor, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Jumat (28/7/2023). Perontokan jagung yang dijual Rp5.000 per kilogram untuk bahan baku pembuatan pakan ternak tersebut dilakukan secara tradisional menggunakan sepeda dan paku diikat kayu. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/hp.
Ilustrasi/Foto: ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
Jakarta -

Badan Pangan Nasional memutuskan melakukan impor jagung sebanyak 500 ribu ton. Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi mengatakan langkah itu dilakukan untuk membantu peternak ayam yang saat ini mengalami kenaikan biaya produksi.

Kenaikan biaya produksi itu disebabkan oleh harga jagung dalam negeri yang tinggi. Hal itu disebabkan karena produksi dalam negeri yang rendah.

"Tentunya kita tetap mengutamakan produksi dalam negeri, namun jika memang diperlukan dalam kondisi tertentu, intervensi pemerintah harus kita siapkan. Khusus untuk jagung pakan, Bapak Presiden kemarin (9/10/2023) telah memerintahkan agar disegerakan mengambil langkah-langkah strategis. Memang jika berdasarkan neraca kumulatif tahunan, komoditas jagung mengalami surplus. Namun di kuartal empat ini, neraca komoditas jagung menunjukkan angka defisit," ujar Arief dalam keterangannya, Rabu (11/10/2023).

Berdasarkan Panel Harga Pangan, harga rata-rata nasional jagung tingkat peternak pada 1 Oktober tercatat di Rp 6.840 per kg dan mengalami kenaikan mencapai Rp 7.000 per kg pada 10 Oktober 2023. Kondisi tersebut disebabkan karena harga jagung di tingkat produsen dan konsumen yang terus meningkat dan melampaui HAP (Harga Acuan Penjualan).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun HAP di tingkat konsumen untuk pengguna jagung sebagai pakan ternak di industri pakan ternak dan/atau peternak di harga Rp 5.000 per kg sebagaimana diatur dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 5 Tahun 2022.

"Melihat kondisi tersebut, harus ada langkah strategis untuk menstabilkan kenaikan harga jagung ini. Sebab kenaikan harga jagung di tingkat peternak tentunya memiliki konsekuensi pada fluktuasi harga telur dan daging ayam, sehingga untuk memenuhi kebutuhan jagung pakan tersebut importasi khusus untuk jagung pakan perlu dilakukan," terang Arief.

"Tetapi sekali lagi, saya tekankan importasi ini tentu dilakukan secara terukur dengan mempertimbangkan harga di tingkat petani tetap baik. Ini akan dilaksanakan secara bertahap mulai bulan ini," papar pria yang juga menjabat sebagai Plt. Menteri Pertanian.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, Arief menyebut Impor jagung pakan sebanyak 500 ribu ton akan ditugaskan kepada Perum Bulog. Untuk menjaga harga di tingkat petani tetap baik tersebut, impor jagung pakan dilakukan secara bertahap, dan memastikan Bulog telah memiliki pembeli siaga/standby buyer yang berasal dari kalangan peternak.

"Tahap pertamanya 250 ribu ton. Ini akan kita atur kedatangannya dan diupayakan sebelum panen, sehingga kepentingan petani jagung nasional tetap terjaga. Bulog pun dipastikan telah ada standby buyer dari teman-teman peternak unggas. Tidak seperti yang dahulu. Selanjutnya akan kita atur dalam suatu komitmen yang disepakati bersama," tutur Arief.

Perlu diketahui, NFA terus mendorong pemenuhan Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) sebagai upaya perbaikan tata kelola jagung nasional. Pengelolaan CJP oleh Bulog sangat dibutuhkan untuk membangun konektivitas hulu hilir yang kuat.

Target stok jagung di Bulog akhir tahun minimal terdapat 60 ribu ton. Stok CJP ini perlu diperkuat untuk dapat menstabilkan harga jagung ke tingkat yang wajar, sehingga harga pakan ternak akan terkoreksi menuju keseimbangan baru. Sebagai dampak lanjutannya, harga ayam dan telur di tingkat konsumen juga dapat stabil terjaga.

"Bulog diyakini akan sangat cakap dalam mengelola CJP. Ini karena sarana prasarana yang mumpuni. Bulog memiliki Corn Drying Center (CDC) sebanyak 3 unit di sentra jagung di Nusa Tenggara Barat dan Jawa Timur dengan kapasitas silo masing-masing mencapai 9.000 ton. Apabila pemerintah punya stok jagung yang kuat, tentu stabilitas harga pangan yang menjadi turunannya pun dapat kita jaga bersama," pungkas Arief.

Simak juga Video 'APBN Masih Dipakai Buat Belanja Barang Impor, Jokowi: Bodoh Sekali Kita!':

[Gambas:Video 20detik]



(ada/eds)

Hide Ads