Pfizer (PFE. N) memangkas proyeksi pendapatan tahun ini sebesar 13%. Imbasnya, perusahaan vaksin tersebut akan memangkas pengeluaran belanja sebanyak US$ 3,5 miliar atau sekitar Rp 54,2 triliun (kurs Rp 15.500) karena rendahnya penjualan vaksin dan perawatan COVID-19.
Pada 2021 dan 2022, Pfizer memperoleh rekor karena berhasil mendapatkan pendapatan lebih dari US$ 100 miliar dari pengembangan vaksin Comirnaty yang bermitra dengan Jerman BioNTech SE juga pengobatan antivirus Paxlovid. Pendapatan dari kedua produk tersebut meraup US$ 56 miliar pada tahun 2022.
Namun demikian, meningkatnya kekebalan tubuh masyarakat di seluruh dunia dari vaksin dan infeksi menurunkan tingkat vaksinasi tahunan sejak 2021. Begitu pula halnya dengan permintaan perawatan. Pada musim gugur ini, penjualan vaksin COVID-19 telah diperbarui oleh Pfizer dan saingannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami tetap bangga bahwa terobosan ilmiah kami memainkan peran penting dalam mengendalikan krisis kesehatan global," sebut CEO Pfizer, Albert Boura, dikutip dari Reuters, Sabtu (14/10/23).
Boura berharap pendapatan pada 2023 mencapai US$ 58 miliar sampai dengan US$ 61 miliar. Nilai tersebut turun dari perkiraan sebelumnya senilai US$ 67-70 miliar. Pengurangan tersebut disebabkan akibat rendahnya ekspektasi penjualan produk COVID-19.
Pfizer mengatakan akan menggunakan US$ 5,5 miliar pada kuartal ketiga untuk menghapus US$ 4,6 miliar obat antivirus Paxlovid dan US$ 900 juta untuk penghapusan inventaris dan biaya lain vaksin.
Pemotongan biaya yang dilakukan Pfizer menargetkan penghematan setidaknya US$ 3,6 miliar per tahun hingga akhir 2024. Tindakan yang akan dilakukan ini juga mencakup PHK. Namun demikian perusahaan tak memberikan rincian berapa banyak pekerjaan yang akan dikurangi atau di bidang apa saja.
Pfizer memangkas perkiraan penjualan pengobatan antivirus COVID Paxlovid sekitar US$ 7 miliar, termasuk pembalikan pendapatan non-tunai US$ 4,2 miliar karena setuju untuk mengizinkan pengembalian 7,9 juta kursus yang dibeli oleh pemerintah AS. Sebelumnya, diperkirakan pendapatan Paxlovid sekitar US$ 8 miliar untuk tahun ini.
(eds/eds)