KKP Dapat Pinjaman Rp 1,34 T dari ADB, Uangnya buat Apa?

KKP Dapat Pinjaman Rp 1,34 T dari ADB, Uangnya buat Apa?

Anisa Indraini - detikFinance
Minggu, 15 Okt 2023 18:45 WIB
ADB: Prospek Ekonomi Asia Ditopang Pertumbuhan Kuat Cina dan India
Foto: DW (News)
Jakarta -

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendapatkan pinjaman Rp 1,348 triliun dari Asian Development Bank (ADB) dalam jangka waktu hingga Desember 2027. Pinjaman itu akan digunakan untuk meningkatkan produktivitas udang nasional melalui Infrastructure Improvement for Shrimp Aquaculture Project (IISAP).

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, TB Haeru Rahayu mengatakan kerja sama tersebut diharapkan dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas udang nasional sehingga memiliki daya saing di pasar global.

"Menteri Kelautan dan Perikanan, Bapak Sakti Wahyu Trenggono selalu mengingatkan seluruh jajaran di KKP agar pinjaman luar negeri seperti dari ADB ini harus dikelola dengan baik dan selalu dihitung dengan pendekatan scientific based, agar anak cucu kita nanti bisa menikmati peningkatan infrastruktur, dalam hal ini pembangunan budidaya udang," kata Tebe dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (15/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tebe menjelaskan udang merupakan komoditas yang masih mendominasi total ekspor di sektor perikanan Indonesia. Berdasarkan datanya, nilai ekspor udang mencapai US$ 2,16 miliar atau berkontribusi 34,57% dari nilai ekspor perikanan Indonesia pada 2022.

Di tahun yang sama, capaian produksi udang sebesar 1,09 juta ton naik 15% dibandingkan produksi tahun 2021 sebesar 953 ribu ton. Hal ini menunjukkan bahwa budidaya udang memiliki potensi pengembangan, baik secara produksi maupun pemanfaatan lahan secara optimal.

ADVERTISEMENT

"Melalui dukungan dari semua pihak, Kementerian/Lembaga lain, Pemerintah Daerah dan seluruh stakeholder terkait, kami optimis pinjaman ADB senilai kurang lebih Rp 1,348 triliun dalam jangka waktu hingga Desember 2027 nanti bisa terselesaikan," harapnya.

Dengan pinjaman senilai Rp 1,348 triliun, Tebe menjelaskan melalui proyek IISAP untuk peningkatan infrastruktur budidaya udang. Secara detail dan terperinci yaitu pembangunan pusat produksi induk dan benih atau Broodstock Center, pembangunan laboratorium kesehatan ikan, pembangunan tambak di lahan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya, pembangunan tambak udang berbasis kawasan, dan pembangunan tambak udang di masyarakat.

Berdasarkan data dari 300.501 Ha tambak udang di Indonesia, 247.803 Ha atau 82% merupakan tambak tradisional. Sisanya 15% tambak semi intensif dan 3% tambak yang intensif.

"Berharap melalui dukungan ADB ini dapat meningkatkan infrastruktur untuk meningkatkan produksi dan produktivitas budidaya udang yang terintegrasi, berkelanjutan dan ramah lingkungan, serta dapat dinikmati anak cucu kita nantinya. Tentunya target peningkatan ekspor udang pada tahun 2024 dapat tercapai," ucap Tebe.

Country Director ADB Indonesia, Eric Quincieu menyampaikan harapan yang sama bahwa target dari proyek IISAP bakal tercapai. Pasalnya Indonesia merupakan pemain kunci dalam pasar udang global, menempati peringkat lima besar produsen udang dunia dengan pangsa pasar global sebesar 8,7% dan pasar ekspor di Uni Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat.

Eric juga meyakini proyek IISAP ini dapat memperkenalkan budidaya berkelanjutan yang mendukung rencana aksi Healthy Oceans and Sustainable Blue Economy. Tentunya hasilnya nanti industri perikanan budidaya di Indonesia dapat berkontribusi terhadap peningkatan perekonomian nasional, produktivitas, profitabilitas, dan kelestarian lingkungan budidaya udang.

Rencana lokasi program IISAP akan dibangun di 7 Provinsi yaitu Aceh, Lampung, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Sulawesi Selatan.

"ADB berkomitmen dari proyek IISAP akan meningkatkan akses bagi pembudidaya baik input produksi, pasar, dan ketertelusuran melalui investasi dalam infrastruktur adaptif iklim, peningkatan kapasitas, dan penguatan rantai nilai. Selain itu juga akan memfasilitasi transfer pengetahuan dalam produksi benih udang berkualitas dan mengurangi ketergantungan induk dan benih impor," jelas Eric.

(aid/das)

Hide Ads