Sudah menjadi mitos di kalangan pencinta fesyen yang mengatakan celana atau pakaian berbahan jeans tidak perlu sering dicuci. Namun benarkah demikian?
Melansir dari CNBC Make It, Senin (16/10/2023), CEO Levi Strauss (Levi's) Charles Bergh mengatakan bahwa anggapan tidak perlu mencuci jeans adalah anggapan yang salah. Sebaliknya, ia mengungkapkan mencuci jeans merupakan salah satu cara menjaga kualitas bahan pakaian.
Meski begitu menurut bos produsen jeans ini ada cara khusus untuk mencuci bahan pakaian yang satu ini, yakni dengan tidak menggunakan mesin cuci alias dicuci menggunakan tangan.
"Para denimhead (pecinta pakaian berbahan jeans) sejati, orang-orang yang sangat menyukai denim mereka, akan meminta Anda untuk tidak pernah memasukkan denim Anda ke dalam mesin cuci. Jadi, itulah yang saya lakukan," ungkapnya.
Menurutnya anggapan ini muncul karena para pecinta jeans sering mengatakan bahwa mencuci jeans atau denim dapat mempengaruhi bentuk dan warna. Selain itu mencuci jeans juga disebut-sebut bisa membuat celana atau pakaian cepat rusak karena serat yang terkikis.
Namun sebagai CEO Levi ia benar-benar tidak setuju dengan anggapan atau mitos itu. Bergh bahkan mengaku akan tetap mencuci jeans miliknya jika kotor, tidak peduli dengan ucapan para denimhead.
"Jika saya menumpahkan kari di celana jeans, saya akan mencucinya. Namun saya hanya akan membersihkan di bagian yang terkena tumpahan tersebut. Jika jeans saya benar-benar kotor, seperti setelah saya berkeringat, saya akan mencucinya di kamar mandi," ujar Bergh.
Bagi Bergh cara terbaik untuk mencuci pakaian jeans adalah dengan membersihkannya menggunakan sabun mandi hanya di bagian yang kotor. Menurutnya dengan cara ini jeans yang digunakan bisa bersih kembali tanpa merusak warna atau serat kain.
Selain itu menurutnya, membersihkan jeans dengan mesin cuci berpotensi ikut merusak lingkungan. Sebab mencuci dengan mesin akan menggunakan banyak air dan deterjen.
(fdl/fdl)