Pemprov DKI Jakarta melalui Unit Perangkat Daerah (UPT) terminal tengah melakukan penataan ulang kawasan Terminal Pulogadung, Jakarta Timur sejak awal Agustus 2023 kemarin. Penataan sendiri belum sepenuhnya rampung dan masih dilanjutkan hingga saat ini.
Dalam catatan detikcom, pihak pengelola terminal mengaku pada tahap awal akan membongkar kios-kios liar yang berdiri di atas saluran air terminal. Kemudian lahan yang sudah dibebaskan ini akan dijadikan taman.
Kemudian pada area timur terminal yang dulunya merupakan tempat bus antar kota/provinsi (AKAP) akan ikut ditata ulang menjadi kawasan penjualan. Jadi kios-kios yang semula berdiri liar akan ikut digusur dan dipindahkan ke area ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi Terminal Pulogadung Saat ini
Berdasarkan pengamatan detikcom di lokasi, Senin (16/10/2023), kondisi terminal yang berdiri di atas tanah seluas 54 ribu m2 ini tampak masih diduduki sejumlah kios liar.
Sejumlah kios liar dan pedagang kaki lima masih berdiri di beberapa sudut terminal, khususnya di area yang terletak di atas saluran air. Padahal sebelumnya kawasan inilah yang dikatakan akan digusur dan ditata ulang terlebih dahulu.
Di area ini terlihat masih berdiri 3-4 bangunan kios semi permanen yang difungsikan untuk menjual makanan atau minuman. Sementara itu sisanya tampak dijadikan tempat tinggal atau kantor ormas.
Kemudian di atas saluran air ini juga terlihat ada salah satu kios yang saat ini hanya difungsikan sebagai tempat tambal dan isi angin ban kendaraan. Bangunan-bangunan semi permanen di atas saluran air inilah yang sebelumnya sempat disebut-sebut juga ditempati oleh penghuni liar.
Artinya kemungkinan besar di area ini masih ada sejumlah penghuni liar yang masih menempati kawasan terminal. Saat menyusuri deretan kios-kios liar ini, memang terlihat ada sejumlah orang yang keluar masuk bangunan, bahkan ada yang sedang tiduran dan bersantai di dalamnya.
Tepat di seberang kawasan ini terdapat halte bus TransJakarta. Terlihat banyak bus dalam kota yang dikelola BUMD DKI Jakarta ini serta para penumpangnya lalu-lalang di area ini.
Kemudian bergeser ke arah timur terminal yang sebelumnya difungsikan sebagai tempat naik-turun penumpang bus antar kota antar provinsi (AKAP), terlihat area ini sudah rata dengan tanah dan bersih dari bangunan liar.
Selanjutnya di salah satu titik di area ini masih berdiri sedikit bangunan semi permanen baru yang terbuat dari papan tripleks. Bangunan ini digunakan sebagai tempat relokasi para pedagang sementara.
Pada sisi area yang berhadapan dengan Jl. Perintis kemerdekaan juga sudah berdiri tembok beton setinggi kurang-lebih setinggi 3 meter berwarna putih dan abu-abu. Perlu diketahui sebelumnya pada sisi ini tidak terdapat tembok.
Sementara itu di bagian depan kawasan ini terlihat ada cukup banyak mobil mikrotrans dan angkutan umum terparkir. Karenanya di area ini terlihat ada cukup banyak sopir angkutan umum yang sedang beristirahat.
Sisa Kios Liar Terminal Pulogadung Bakal Digusur
Kepala Terminal Pulogadung, Suratman, mengatakan pihaknya telah melakukan pembongkaran atas kios-kios ilegal sudah dilakukan pada awal Agustus- September 2023 kemarin. Namun pembongkaran baru dilakukan di area timur terminal, dekat pintu masuk, yang sebelumnya difungsikan sebagai tempat naik-turun penumpang bus antar kota antar provinsi (AKAP).
Sementara itu untuk kios-kios liar yang berdiri di tengah kawasan terminal, tepatnya di atas saluran air, rencananya akan dibongkar tahun ini. Namun ia belum bisa memastikan kapan waktu tepatnya pembongkaran akan dimulai karena masih menunggu perintah dari atasan.
"(Area bekas AKAP) Sudah, Alhamdulillah sudah (dibongkar), berjalan lancar. Dibongkar dari awal Agustus sampai dengan akhir September (2023) kemarin. Saya sih inginnya tahun ini ya, tepatnya nanti tapi tinggal tunggu perintah pimpinan," kata Suratman kepada detikcom.
Suratman sendiri mengaku sudah menyampaikan para penghuni kios-kios ilegal ini informasi terkait penggusuran tersebut. Menurutnya para penghuni kios ini sudah pasrah mengingat mereka sadar kalau mendirikan bangunan secara ilegal di kawasan terminal. Artinya penggusuran sendiri sejatinya siap dilakukan kapanpun setelah pihaknya mendapat instruksi lebih lanjut.
"Koordinasi sudah, bersurat (kepada pemilik kios) sudah saya laksanakan terkait dengan himbauan dari kesatu, kedua, ketiga, pemberitahuan dan sosialisasi saya juga sudah. Mereka sih pada dasarnya sudah pasrah karena mereka kan menempati di sini secara tidak resmi atau ilegal lah," jelasnya.
Setelah pembongkaran, ke depannya Suratman mengaku akan merubah area bekas kios-kios ilegal ini menjadi taman. Untuk teknis pembangunan taman itu nanti ia akan bekerja sama dengan dinas pertamanan DKI Jakarta.
"Yang jelas terkait penataan ini bagaimana transportasi itu dapat berjalan dengan lancar (di kawasan terminal), terusnya keamanan bisa terjamin bagi pengunjung yang datang ke (terminal) Pulogadung ini, yang dulu image-nya agak tanda kutip (kurang baik) sekarang ke depan Insya Allah ya kita hilangkan tanda kutip itu," tuturnya.
Penghuni Kios Liar Terminal Pulogadung Nggak Dapat Relokasi
Suratman, menjelaskan pada awalnya area yang digunakan kios-kios liar ini merupakan saluran air yang berada di tengah terminal. Namun karena dulu terminal ini banyak digunakan sebagai tempat naik-turun penumpang bus dalam kota dan antar kota antar provinsi (AKAP), tidak sedikit orang yang mendirikan bangunan secara liar (tanpa izin) untuk menjajakan jualannya.
Seiring berjalannya waktu jumlah kios liar yang berdiri malah semakin banyak hingga menutupi 60% area di atas saluran air terminal. Bahkan saat ini banyak dari kios-kios itu yang kemudian digunakan sebagai tempat tinggal
"Hampir seluruh bangunan (Kios ilegal) hampir 60% menutupi saluran air, kaya kali kecil lah. Kalau dilihat sih mereka memang tinggal di sini (di terminal). Awalnya mereka berdagang, cuman sekarang jadi rumah tinggal," kata Suratman.
Ia bahkan mengaku pernah melihat ada orang yang hanya menjadikan kios-kios tersebut sebagai tempat tinggal dan penghuninya berdagang di luar kawasan terminal. Menurutnya kondisi ini terjadi karena barang dagangan penghuni kios tersebut sudah tidak laku lagi di terminal.
"Saya lihat pernah ada yang dagang itu keluar (area terminal), karena kalau dagang di sini mereka sudah nggak ada yang laku, nggak ramai pembeli. Dagang di luar, tinggal di sini," ungkapnya.
Lebih lanjut, Suratman mengatakan rencananya untuk membongkar kios-kios tersebut tahun ini. Namun ia belum bisa memastikan kapan waktu tepatnya pembongkaran akan dimulai karena masih menunggu perintah dari atasan.
Dirinya mengaku sudah menyampaikan para penghuni kios-kios ilegal ini informasi terkait penggusuran tersebut dan para penghuni liar ini sudah pasrah mengingat mereka sadar kalau mendirikan bangunan secara ilegal di kawasan terminal. Artinya penggusuran sendiri sejatinya siap dilakukan kapanpun setelah pihaknya mendapat instruksi lebih lanjut.
"Koordinasi sudah, bersurat (kepada pemilik kios) sudah saya laksanakan terkait dengan himbauan dari kesatu, kedua, ketiga, pemberitahuan dan sosialisasi saya juga sudah. Mereka sih pada dasarnya sudah pasrah karena mereka kan menempati di sini secara tidak resmi atau ilegal lah," jelasnya.
Meski begitu, Suratman mengaku tidak ada relokasi terhadap warga liar yang sebelumnya menghuni bangunan-bangunan semi permanen itu. Sebab relokasi hanya diperuntukkan bagi para pedagang yang memang sudah mendapat izin untuk berjualan di kawasan terminal.
"Nggak ada (relokasi untuk warga liar), kita cuma warung-warung aja yang ada relokasi. Warung-warung kecil memang kita relokasi, itu pun mereka kebanyakan dari warga sini," tutur Suratman.
Untuk saat ini relokasi para pedagang berizin tersebut masih ditempatkan di bangunan semi-permanen yang ada di area timur terminal. Namun ke depannya Suratman mengaku akan membuatkan tempat yang layak bagi para pedagang itu seiring proses penataan ulang Terminal Pulogadung.
(kil/kil)