- Pengertian Supply Chain Management
- Tujuan Supply Chain Management
- Prinsip Supply Chain Management 1. Sesuaikan Rantai Pasokan dengan Kebutuhan Pelanggan 2. Sesuaikan Jaringan Logistik 3. Sinkronkan Perencanaan Permintaan di Seluruh Rantai Pasokan 4. Diferensiasikan Produk Dekat dengan Pelanggan 5. Outsourcing secara Strategis 6. Kembangkan IT yang Mendukung Pengambilan Keputusan Multi-Level 7. Terapkan Metrik Layanan dan Keuangan
- Proses Supply Chain Management 1. Perencanaan (Planning) 2. Sumber Daya (Sourcing) 3. Manufaktur (Manufacturing) 4. Pengiriman (Delivering) 5. Pengembalian (Returning)
Sebelum mencapai tangan konsumen, produk atau barang melewati berbagai proses. Barang diproduksi, diperiksa, disimpan, hingga dikirim sebelum mencapai konsumen. Langkah tersebut adalah bagian dari rantai pasokan ritel.
Manajemen Rantai Pasokan atau Supply Chain Management berperan dalam menjaga agar proses pasokan dan permintaan berjalan dengan efisien sehingga orang dapat dengan mudah mendapatkan barang dan jasa yang mereka butuhkan.
Dalam artikel ini, kita akan membahas mulai dari pengertian, tujuan, prinsip, hingga proses supply chain management. Simak penjelasan selengkapnya hingga akhir!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Supply Chain Management
Menurut Heizer dan Rander (2004), Supply Chain Management adalah kegiatan pengelolaan kegiatan-kegiatan dalam rangka memperoleh bahan mentah menjadi barang dalam proses dan barang jadi dan mengirimkan produk tersebut ke konsumen melalui sistem distribusi.
Lalu, menurut Simchi-Levi dkk (2000), Supply Chain Management adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk mencapai penintegrasian yang efisien dari pemasok, produsen, gudang, dan toko.
Sedangkan, menurut Chow dkk (2006), Supply Chain Management adalah pendekatan yang holistik dan strategis dalam hal permintaan, operasional, pembelian, dan manajemen proses logistik.
Dari beberapa definisi ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa Supply Chain Management adalah pengintegrasian dan pengelolaan aliran barang dan jasa serta mencakup semua proses yang mengubah bahan baku menjadi produk akhir.
Tujuan Supply Chain Management
Tujuan utama dalam Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management atau SCM) adalah meningkatkan kepuasan pelanggan dengan cara menyediakan produk dan layanan secara efisien, tepat waktu, dan dengan biaya yang terkendali.
Untuk mencapai tujuan ini, sebuah perusahaan perlu memiliki pemahaman yang baik tentang sumber daya internalnya dan memahami faktor-faktor eksternal seperti permintaan pelanggan, tekanan persaingan, serta perubahan dalam lingkungan bisnis.
Dengan wawasan ini, perusahaan dapat merancang strategi rantai pasokan yang mencapai tujuan mereka sambil mengurangi risiko yang mungkin terjadi.
Prinsip Supply Chain Management
Pada tahun 1997, David Anderson, Frank Britt, dan Donavon Favre menulis tentang 7 prinsip utama Supply Chain Management (Manajemen Rantai Pasokan), meliputi:
1. Sesuaikan Rantai Pasokan dengan Kebutuhan Pelanggan
Lebih dari sekadar memahami kebutuhan pelanggan dan melakukan segmentasi berdasarkan layanan seperti "penjualan dan kebutuhan merchandising" serta "kebutuhan pemenuhan pesanan," perusahaan sekarang harus proaktif dalam mengidentifikasi dan memahami kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi.
2. Sesuaikan Jaringan Logistik
Prinsip ini menyiratkan pentingnya penyesuaian jaringan logistik dengan kebutuhan pelanggan. Akan tetapi, dalam beberapa situasi, logistik mungkin lebih dipengaruhi oleh keputusan inisiatif pelanggan daripada rencana strategis perusahaan.
3. Sinkronkan Perencanaan Permintaan di Seluruh Rantai Pasokan
Prinsip ini menekankan pentingnya berbagi data permintaan dengan mitra bisnis agar persediaan tidak terlalu banyak. Namun, dalam praktiknya, tidak semua perusahaan menerapkan pendekatan ini.
4. Diferensiasikan Produk Dekat dengan Pelanggan
Prinsip ini melibatkan diferensiasi produk di lokasi yang dekat dengan pelanggan. Namun, prinsip "Standarisasi" juga memiliki kepentingan, terutama ketika produk harus dijual di berbagai negara.
5. Outsourcing secara Strategis
Prinsip ini menekankan bahwa jangan mengoutsourcing kompetensi inti perusahaan.
6. Kembangkan IT yang Mendukung Pengambilan Keputusan Multi-Level
Pastikan bahwa pengembangan teknologi informasi (TI) tidak berjalan secara terpisah, tetapi selalu diselaraskan dengan rekayasa ulang proses bisnis, yang akan memberikan pemahaman mendalam mengenai kelemahan dalam prosesnya.
7. Terapkan Metrik Layanan dan Keuangan
Prinsip ini mencakup penerapan Activity-Based Costing (ABC) untuk menentukan profitabilitas pelanggan. Namun, ada pembaruan konsep ABC yang disebut Time-Driven Activity Based Costing yang lebih canggih.
Proses Supply Chain Management
Dilansir dari laman Investopedia, terdapat lima proses dalam Supply Chain Management, yaitu:
1. Perencanaan (Planning)
Proses dimulai dengan perencanaan untuk memastikan bahwa pasokan sesuai dengan permintaan pelanggan dan kebutuhan manufaktur.
Tahap perencanaan ini mencakup proyeksi kebutuhan bahan baku, penilaian kapasitas dan pembatasan peralatan, serta menentukan kebutuhan tenaga kerja sepanjang proses SCM.
2. Sumber Daya (Sourcing)
Sourcing melibatkan kolaborasi dengan pemasok untuk menyediakan bahan baku yang diperlukan selama tahap manufaktur.
Ini melibatkan verifikasi bahwa bahan baku memenuhi standar manufaktur, harga yang dibayar sesuai dengan nilai di pasar, kemampuan pemasok untuk merespons situasi darurat, dan rekam jejak pengiriman yang positif.
3. Manufaktur (Manufacturing)
Perusahaan melakukan transformasi bahan baku menjadi produk jadi dengan menggunakan mesin, tenaga kerja, atau sumber daya eksternal lainnya. Proses manufaktur dapat dipecah menjadi langkah-langkah seperti perakitan, pengujian, pemeriksaan, atau pengemasan.
4. Pengiriman (Delivering)
Perusahaan perlu mengantarkan produk kepada pelanggan melalui proses distribusi. Dalam kerangka SCM yang efisien, perusahaan harus memiliki kemampuan logistik yang handal dan saluran pengiriman yang memastikan pengiriman produk secara tepat waktu, aman, dan ekonomis.
5. Pengembalian (Returning)
Perusahaan harus memiliki kapabilitas untuk menerima produk yang dikembalikan dan memberikan pengembalian yang sesuai. Perusahaan harus memastikan bahwa mereka dapat mengidentifikasi produk yang rusak, kadaluarsa, atau tidak memenuhi standar agar dapat mengatasi akar penyebab pengembalian.
Nah, itu dia penjelasan mengenai Supply Chain Management (SCM). Supply Chain Management adalah pengelolaan aliran barang dan jasa serta mencakup semua proses yang mengubah bahan baku menjadi produk akhir. Semoga informasi ini bermanfaat untuk detikers!
(inf/inf)