Jaringan restoran cepat saji asal Amerika Serikat (AS) McDonald's di Timur Tengah ribut gara-gara perang Hamas & Israel. Dikutip dari Al Jazeera, Jumat (20/10/2023), waralaba McDonald's di negara-negara Muslim menolak tindakan McDonald's Israel yang memberi makanan gratis kepada militer negaranya.
McDonald's di Arab Saudi, Oman, Kuwait, Uni Emirat Arab, Yordania, Mesir, Bahrain dan Turki telah menjauhkan diri dari mitra mereka di Israel. Mereka bahkan menyiapkan sumbangan US$ 3 juta atau sekitar Rp 47,40 miliar untuk warga Palestina yang dibombardir di Gaza.
"Mari kita semua menggabungkan upaya kita dan mendukung masyarakat di Gaza dengan segala yang kita bisa," tulis McDonald's Oman di X (dulu Twitter), sambil menjanjikan bantuan US$ 100,000 bantuan kemanusiaan untuk Gaza.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak mengumumkan dukungannya terhadap tentara Israel, McDonald's Israel telah mengubah pengaturan akun Instagramnya menjadi 'pribadi'. Ini dilakukan menyusul reaksi keras dari konsumen di negara-negara Arab dan Muslim.
Meskipun McDonald's merupakan salah satu merek Amerika yang paling ikonik, sebagian besar restorannya dimiliki dan dioperasikan secara lokal. Sementara itu kantor pusat McDonald's di Chicago, Amerika Serikat tidak menanggapi permintaan komentar Al Jazeera.
Kasus McDonald's menyoroti rumitnya dinamika geopolitik yang harus dihadapi oleh merek-merek global. Di era saat ini, dunia usaha diharapkan bisa mempertimbangkan isu-isu sosial dan politik dalam mengambil keputusan.
(ily/hns)