Wow! Omzet Pedagang Bendera Partai Bisa Lebih dari Rp 10 M saat Pemilu

Wow! Omzet Pedagang Bendera Partai Bisa Lebih dari Rp 10 M saat Pemilu

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Senin, 23 Okt 2023 16:00 WIB
Bisnis Atribut Partai
Foto: Ignacio Geordy Oswaldo
Jakarta -

Geliat usaha penjual kaos, atribut, hingga bendera partai mulai terlihat jelang masa Pemilu serentak 2024 meski belum ramai seperti tahun-tahun sebelumnya. Kondisi ini tentu membuat sejumlah pedagang kebanjiran order hingga bisa meraup cuan miliaran rupiah.

Alvian (50) misalnya, pedagang bendera partai di Pasar Senen, Jakarta Pusat yang mengaku sudah kebanjiran order jelas Pemilu. Hingga saat ini dirinya sudah mendapat tambahan pesanan hingga 80% dan diperkirakan jumlahnya akan terus bertambah hingga 150%.

"Sekarang-sekarang ada di 80-70% (kenaikan omzet), belum sampai 100% sih. Masalahnya orang masih nunggu nomor urut dan segala macam," kata Alvian kepada detikcom, Senin (23/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Belum ada peningkatan (yang signifikan) masalahnya. Orang tuh lagi nunggu nomor penetapan ya. Nanti setelah penetapan yah sekitar 100-150%. Sudah, sudah mulai produksi buat stok (tambahan pesanan)," tambahnya.

Dijelaskan sebagian besar pesanan yang sudah ia terima sebagian besar dari para calon legislatif, baik itu tingkat nasional (DPR RI) maupun provinsi atau daerah (DPRD/DPD). Sayangnya Alvian sendiri belum bisa merinci omzet penjualannya tahun ini karena jumlah pesanan masih belum maksimal.

ADVERTISEMENT

"Kalau sudah dekat (Pemilu) nanti ramai gitu, sekarang masih sepi. Kaya tadi kan baru nanya, dia kader dari Banjarmasin masih tuh nanya ongkosnya berapa, produksinya berapa. Ada juga kalau sudah biasa dia sudah tahu misalnya (pesan) sampai 30.000 bisa sampai 50.000 bendera satu partai," jelasnya.

Namun berdasarkan pengalaman pada Pemilu 2019 lalu, ia mengaku bisa meraup omzet hingga lebih dari Rp 10 miliar. Kondisi ini bisa saja membaik bila ia bisa menerima tambahan pesanan dari para caleg.

"Ya bisa berapa ya? Kalau sampai habis (masa Pemilu) ya bisa sampai Rp 5 miliar, Rp 10 miliar. Ya kalau kita dapat lagi (tahun ini) yang DPR RI bisa lebih. Kalau DPR RI kan modalnya besar," ungkap Alvian.

Sayangnya kondisi ini tidak berlaku untuk semua pedagang konveksi partai. Misalkan saja seperti yang dialami oleh pedagang kaos dan atribut partai lain di Pasar Senen bernama Hadi (41). Dirinya mengaku hingga saat ini belum menerima pesanan kaos atau atribut partai.

Menurutnya kondisi ini sangat berbeda dengan masa Pemilu 2019 lalu di mana para calon sudah mulai memesan kaos dan atribut partai sejak 6 bulan sampai 1 tahun sebelum pemilihan.

"Kalau tahun dulu kan enak, setahun atau 6 bulan sebelum Pemilu sudah bikin-bikin. Tahun sekarang mah nggak ada. Kalau sekarang mah orang bingung mau bikin (kaos dan atribut partai), orang nomornya aja belum keluar-keluar," ujar Hadi.

Sialnya lagi menurutnya sejak Pemilu 2019 lalu semakin sedikit partai politik yang bagi-bagi kaos untuk kampanye. Sepengetahuannya para kader yang maju untuk Pemilu lebih memilih untuk bagi-bagi "THR" dan sembako daripada kaos.

Hal ini mengakibatkan para penjual kaos dan atribut partai yang memiliki sedikit kenalan seperti dirinya tidak kebagian jatah penjualan selama musim politik. Bahkan pada 2019 lalu ia mengaku omzet penjualannya tidak sampai Rp 50 juta, apalagi tahun ini yang belum mendapat pesanan sama sekali.

"Rata-rata katanya dia langsung kasih duit aja. Ngasih beras sama sembako, sudah. Nggak bikin-bikin (kaos dan atribut partai) dia. Mungkin ada juga, cuman yang berduit yang punya uang aja kali yah. Kaya ketua-ketua (partai) bikin kan, kalau anak buahnya kayanya mikir juga bikinnya kan," katanya.

"Sekarang mah sudah dua-tiga bulan masih adem-adem aja (belum ada pesanan). Kalau dulu (2019) saya juga nggak begitu. Ada juga sih langganan-langganan lama cuman bikin nggak banyak. Nggak dapat Rp 100 juta, kalau yang lain-lain sih dapat," jelas Hadi.

(fdl/fdl)

Hide Ads