Amran Sulaiman kembali menjadi Menteri Pertanian lagi usai dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) pagi ini. Amran pernah menjabat sebagai Menteri Pertanian periode 2014-2019.
Direktur Center of Economi and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan diangkatnya kembali Amran Sulaiman diharapkan tidak mengulang kesalahan yang sama dari jabatan sebelumnya. Kesalahan yang sama ini berkaitan dengan Mentan sebelumnya yang terjerat kasus korupsi.
"Korupsi membuat bantuan pertanian tidak efektif, kurang tepat sasaran dan jelas merugikan petani sekaligus APBN. Jangan ulangi kesalahan Menteri Pertanian sebelumnya yang terjerat korupsi. Mentan diminta untuk mengaktifkan whistle blower system untuk membongkar sisa-sisa korupsi di internal," ungkap Bhima dalam keterangannya, Rabu (25/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Bhima juga berharap Amran tidak mengulang kesalahan yang sama pada saat dia menjabat sebagai Mentan 2014-2019. Menurut Bhima kesalahan itu berkaitan tentang impor beras yang melonjak tajam pada jelang pemilu 2019.
"Pada tahun 2018, impor beras tercatat 2,2 juta ton dari tahun sebelumnya 305 ribu ton. Kenaikan impor beras yang cukup tajam jelang Pemilu 2019 menimbulkan pertanyaan terkait program kemandirian pangan pemerintah. Erat kaitannya juga dengan rente di sektor pangan," ungkapnya.
"Bahkan saat itu Kementerian Pertanian selalu berkilah adanya impor beras untuk kebutuhan beras premium. Kondisi tersebut sangat disayangkan, karena dikhawatirkan posisi Menteri Pertanian yang baru akan mengulangi masalah yang sama." tambahnya.
Selain itu, terjadi lonjakan impor gula saat Amran menjabat Menteri Pertanian di era pemerintahan Jokowi yang pertama. Impor gula menyentuh 4,6 juta ton dengan nilai US$ 1,7 juta.
"Bukan angka yang kecil. Apakah ada perubahan gaya Menteri Pertanian soal pengendalian impor gula? Ini masih dipertanyakan," ucapnya.
Bhima menyebut ada sejumlah pekerjaan rumah (PR) yang perlu dibenahi Amran sebagai Mentan baru. Salah satunya benahi benang kusut program Food Estate dan Reforma Agraria sehingga optimalisasi lahan pertanian berkorelasi dengan naiknya produksi pangan, peningkatan ekspor produk agrikultur, dan mencegah deforestasi.
"Regenerasi petani menjadi tantangan yang fundamental. Sektor pertanian makin dijauhi oleh tenaga kerja usia produktif. Kunci nya adalah pemberian dukungan teknis, jaringan pasar dan digitalisasi di sektor pertanian," ungkapnya.
Dia berharap Kepala Badan Pangan Nasional sebagai koordinator utama masalah pangan perlu tegas terhadap Menteri Pertanian. Ketegasan ini berkaitan dengan bagaimana mengendalikan hulu pertanian.
"Jangan segan untuk menegur, bahkan melaporkan ke Presiden apabila ada Menteri yang setengah hati dalam mendorong produksi pertanian," pungkasnya.
Simak Video 'Jokowi Lantik Amran Sulaiman Jadi Mentan, Letjen Agus Subiyanto Jadi KSAD':