Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berdiskusi dengan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan para petinggi perbankan membahas soal perekonomian terkini. Hal ini disampaikan Sri Mulyani di Instagram pribadinya @smindrawati.
"Semalam, diundang Pak Perry Gubernur @bank_indonesia untuk ngobrol bareng perbankan. Sebagai pengelola fiskal dan moneter, kami berdiskusi dengan perbankan mengenai tantangan dan lingkungan perekonomian terkini," tulisnya, dikutip Sabtu (28/10/2023).
Salah satu yang dibahas adalah langkah Amerika Serikat (AS) yang menaikkan suku bunga 500 basis poin dalam kurun waktu kurang dari 14 bulan. Keduanya juga membahas konflik geopolitik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seperti dinamika yang dialami oleh Amerika Serikat dimana dalam waktu kurang dari 14 bulan mengalami kenaikan suku bunga 500 basis poin, maupun konflik geopolitik. Adanya risiko dan ketidakpastian global ini berpotensi mempengaruhi nilai tukar, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia karena volatilitas gejolak pasar keuangan berdampak ke sektor riil kita," bebernya.
Ia menyebut keadaan ini adalah sesuatu yang perlu diwaspadai bersama. Satu hal yang ditekankan Sri Mulyani adalah keikutsertaan perbankan dalam menjaga stabilitas di sektor keuangan.
Serta berhati-hati dalam asesment risiko yang mungkin terjadi dan dampaknya terhadap kesehatan perusahaan. Menurutnya setiap kebijakan yang diambil bertujuan untuk menjaga perekonomian Indonesia terus pulih dari pandemi dan tetap terjaga dengan baik.
"Kemenkeu dan Bank Indonesia akan terus mengelola dampak dari dinamika global dari luar maupun dalam negeri dengan terus berkoordinasi dan sinkronisasi kebijakan fiskal dan moneter menjaga stabilitas," ungkapnya.
"Di sisi lain, kami juga akan terus melakukan berbagai langkah untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia agar tidak terganggu. Dengan kerja sama yang baik antara Kemenkeu, Bank Indonesia, dan perbankan, kita berusaha mengatasi masalah dengan meminimalkan dampak negatif atau konsekuensi lainnya," pungkasnya.
(ily/hns)