Pendiri perusahaan teknologi di India Infosys, Narayana Murthy menjadi kontroversi karena menyarankan generasi muda di sana bekerja 70 jam seminggu. Hal itu menurutnya harus dilakukan jika ingin meningkatkan produktivitas.
"Generasi muda di negara kita harus mengatakan: 'Ini negara saya. Saya ingin bekerja 70 jam seminggu," kata Murthy dikutip dari Business Insider, Minggu (29/10/2023).
Murthy memiliki kekayaan bersih sekitar US$ 4,3 miliar menurut Forbes. Ia mengatakan India merupakan salah satu negara dengan tingkat produktivitas terendah di dunia dan merupakan tanggung jawab kaum muda di negara tersebut untuk mendorong perubahan dalam budaya tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekitar 66% persen penduduk India berusia di bawah 35 tahun, menurut angka dari Organisasi Buruh Internasional (ILO).
"Budaya kita harus berubah menjadi budaya orang-orang yang memiliki tekad tinggi, sangat disiplin, dan pekerja keras," kata Murthy.
Menurutnya, ini adalah saat yang tepat untuk mengkonsolidasikan dan mempercepat kemajuan ekonomi negara tersebut karena India mulai menerima pengakuan global atas pertumbuhan ekonominya yang pesat, yang akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia pada tahun 2075.
Saat ini masyarakat India bekerja dengan jam kerja paling lama rata-rata sekitar 47,7 jam per minggu per orang, menurut ILO. Hal ini menempatkan India pada peringkat ketujuh dalam peringkat global, hanya di atas Qatar, Kongo, Lesotho, Bhutan, Gambia, dan Uni Emirat Arab yang memiliki jam kerja lebih lama.
Komentar Murthy kemudian memicu perdebatan di media sosial. Beberapa orang mengatakan bahwa menuruti nasihatnya akan menjadi bumerang dan menyebabkan kelelahan.
"Dengan hormat, Narayana Murthy, meskipun kerja keras itu penting, kerja 70 jam seminggu mungkin berisiko menyebabkan kelelahan dan menghambat kreativitas," kata pengusaha teknologi Vishal Gondal dalam media sosial X (Twitter).
(ada/rir)