Puan Maharani Singgung Kasus Penyalahgunaan Dapen BUMN di Paripurna

Puan Maharani Singgung Kasus Penyalahgunaan Dapen BUMN di Paripurna

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 31 Okt 2023 12:05 WIB
Puan Maharani. (Anggi Muliawati/detikcom).
Foto: Puan Maharani. (Anggi Muliawati/detikcom).
Jakarta -

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menggelar rapat paripurna pembukaan masa persidangan II tahun sidang 2023-2024. Ketua DPR Puan Maharani mengungkap salah satu isu yang menjadi fokus DPR pada masa persidangan II ini yakni kasus penyalahgunaan dana pensiun BUMN.

Bukan hanya itu, sejumlah isu lain juga menjadi fokus DPR dalam memantau pelaksanaan kebijakan APBN 2023 yang tinggal tersisa 2 bulan lagi.

"Kasus cacar monyet yang terus bertambah sejak pertama kali dilaporkan 13 Oktober 2023, pembiayaan UMKM melalui P2P pinjaman online, dugaan penyalahgunaan dana pensiun BUMN, kenaikan suku bunga 6% sebelumnya 5,75%," ungkap Puan dalam paripurna DPR RI, Selasa (31/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian, DPR juga memfokuskan pada sejumlah isu permasalahan di berbagai bidang seperti kenaikan harga beras dan gula, hingga minyak dunia akibat perang Israel dan Hamas.

"Isu permasalahan berbagai bidang menjadi perhatian alat kelengkapan dewan fungsi pengawasan, krisis pangan diakibatkan lonjakan harga beras dan gula, perubahan iklim mengakibatkan pada kekeringan kemarau panjang, krisis air bersih di berbagai daerah, kenaikan harga minyak dunia akibat memanasnya konflik di timur tengah," katanya.

ADVERTISEMENT

Puan mengatakan, DPR akan mendorong Kementerian/Lembaga untuk bekerja keras, terukur, sehingga rakyat bisa merasakan kehadiran pemerintah, mempermudah dan mensejahterakan rakyat.

Terkait kasus dapen BUMN, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pernah mengatakan, dari 48 dana pensiun yang dikelola BUMN, 70% di antaranya atau sekitar 34 dinyatakan tidak sehat. Atas temuan itu, ia meminta bantuan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk melakukan Audit Dengan Tujuan Tertentu.

"Ternyata dari 48 dana pensiun yang dikelola oleh BUMN, itu 70% sakit. 34 bisa dinyatakan tidak sehat. Karena itu kita berkoordinasi waktu itu dengan Pak Jaksa Agung (ST Burhanuddin) walaupun belum secara formal, saya sampaikan pak ada indikasi seperti ini," katanya di kantor Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Selasa (3/10/2023).

"Dan Pak Jaksa Agung dan saya sepakat mendorong ditindaklanjuti tentu kepada BPKP untuk memastikan angka-angka ini," lanjutnya.

Kemudian, Erick mengungkap, ada empat dapen yang diaudit, yaitu Inhutani, PTPN, Angkasa Pura I, dan Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) atau ID Food. Ditemukan ada kerugian mencapai Rp 300 miliar.

"Dan jelas dari hasil audit dengan tujuan tertentu itu ada kerugian negara Rp 300 miliar, dan ini belum menyeluruh dibuka oleh pihak BPKP dan Kejaksaan. Artinya angka ini bisa lebih besar lagi," kata Erick dalam Konferensi Pers bersama Jaksa Agung ST Burhanuddin di Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, dikutip Rabu (4/10/2023).

Terbaru, Erick melaporkan, saat ini sebanyak 7 dana pensiun (Dapen) BUMN tengah dalam audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Diketahui Kementerian BUMN menggandeng BPKP dan Kejaksaan Agung untuk program bersih-bersih Dapen BUMN. Adapun dari 48 dapen, sebanyak 70%-nya dalam keadaan kurang sehat.

"Yang 4 sudah, ada kerugian negara. Oknumnya harus ditangkap. Nah kalau yang 7 tunggu proses audit, sabar. Nanti saya ngelapor-ngelaporin ada korupsi, tahunya nggak. Saya yang dosa loh," kata Erick, di Jakarta, Jumat (13/10/2023).

Lihat juga Video 'Erick Kecewa Dana Pensiun BUMN Diselewengkan: Dirampok Oknum Biadab':

[Gambas:Video 20detik]

(ada/rrd)

Hide Ads