RI Bisa Keluar dari Negara Berpenghasilan Menengah, Bagaimana Caranya?

RI Bisa Keluar dari Negara Berpenghasilan Menengah, Bagaimana Caranya?

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 01 Nov 2023 21:44 WIB
Ketum Golkar Airlangga Hartarto (Marlinda/detikcom)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto - Foto: Marlinda/detikcom
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membeberkan kunci agar Indonesia keluar dari negara berpenghasilan menengah. Kunci tersebut ialah lewat pembangunan infrastruktur.

Airlangga mengatakan, langkah ini sesuai dengan arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia juga percaya, sektor konstruksi juga mampu menciptakan multiplier effect terhadap pertumbuhan ekonomi maupun lapangan pekerjaan.

"Pak Presiden selalu berharap infrastruktur yang masif dan merata bisa menjadi modal Indonesia agar bisa bebas dari negara berpendapatan menengah sekaligus ini jadi multiplier effect terhadap pertumbuhan ekonomi maupun lapangan kerja," kata Airlangga, dalam sambutannya di Pembukaan Konstruksi Indonesia 2023, JiExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (1/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Industri konstruksi sendiri punya kontribusi besar dalam perekonomian Indonesia. Airlangga mengatakan, pada kuartal II 2023 konstruksi bertumbuh 5,23% secara tahunan (year-on-year/yoy), dan memberikan sumbangsih sebesar 9,43% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Konstruksi masuk ke dalam lima sektor utama pendorong ekonomi pada kala itu.

"Indikator investasi capaiannya realisasinya Rp 374 triliun, dan dengan pertumbuhan ekonomi global yang diproyeksikan melemah 3% pemerintah telah terapkan anggaran infrastruktur Rp 422,7 triliun, terutama untuk percepatan pemerataan pembangunan," paparnya.

ADVERTISEMENT

IKN Kerek Permintaan Sektor Konstruksi

Di samping itu, menurutnya Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara mendatangkan pengaruh besar bagi sektor konstruksi di Tanah Air. Mega proyek andalan Jokowi itu meningkatkan permintaan (demand) di sektor konstruksi.

"IKN akan mendorong building construction dan IKN meningkatkan demand di sektor konstruksi," ujarnya, dalam konferensi pers usai pembukaan.

Selain itu Airlangga juga menilai, dalam kondisi perekonomian yang sulit seperti sekarang ini yang paling penting ialah membangun infrastruktur di negara sendiri. Adapun saat ini, industri konstruksi diterpa dampak gejolak kondisi geopolitik global, hingga harga bahan-bahan konstruksi dan pembebasan lahan tengah mengalami lonjakan.

"Kita ketahui dalam kondisi perekonomian yang sulit, yang paling penting adalah membangun infrastruktur di negeri sendiri. Pemerintah melalui PSN (Proyek Strategis Nasional) dan IKN itu bisa jadi pengungkit perekonomian," jelas dia.

Demi mendongkrak pembangunan infrastruktur dan konektivitas antardaerah, pemerintah menetapkan sejumlah proyek prioritas lewat PSN. berdasarkan Peraturan Menko Perekonomian Nomor 7 Tahun 2023 terdapat 211 proyek dan 13 program dalam daftar PSN dengan estimasi total nilai investasi sebesar Rp 5.746,9 triliun.

Proyek-proyek tersebut tersebar di beberapa sektor di antaranya pembangunan infrastruktur konektivitas seperti pelabuhan, jalan tol, kereta api, dan bandar udara, peningkatan ketahanan energi, pengembangan kawasan dan hilirisasi industri, dan penyediaan infrastruktur dasar. Hingga secara total hingga bulan Oktober 2023 tercatat sudah ada 170 PSN yang rampung, dengan nilai investasi mencapai Rp 1.299,4 triliun.

"Dan penyelesaian PSN sampai dengan tahun 2024 direncanakan tambahan 25 proyek (rampung) sebesar Rp 151 triliun, kemudian sampai Desember ada 12 proyek lagi sekitar Rp 23 triliun. Jadi tahun ini ada tambahan Rp 174 triliun," jelas dia.

Sementara itu, proyek yang masih dalam tahap konstruksi secara keseluruhan ada sebanyak 61 proyek. Airlangga mengatakan, PSN yang tahap konstruksi penyelesaiannya melewati tahun 2024 nilainya mencapai Rp 1.400 triliun.

(shc/kil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads