Ramai Seruan Boikot Produk Terkait Israel, Kemenperin Respons Begini

Ramai Seruan Boikot Produk Terkait Israel, Kemenperin Respons Begini

Ilyas Fadilah - detikFinance
Kamis, 02 Nov 2023 10:42 WIB
Insert Boikot Produk Israel
Foto: Ilustrasi oleh Andhika Akbarayansyah
Jakarta -

Konflik Israel dengan Palestina menimbulkan gelombang protes di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Salah satu bentuk protes adalah aksi boikot terhadap produk-produk yang disebut berkaitan dengan Israel.

Menanggapi itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan bahwa selaku pembina industri nasional, pihaknya tidak dalam posisi mendukung atau menolak gerakan boikot produk-produk tersebut.

"Ranah Kemenperin adalah menjalankan kebijakan-kebijakan yang mendukung produktivitas dan daya saing sektor industri. Saat ini, fokus kami adalah langkah-langkah pengetatan arus barang impor untuk mendukung pengembangan pasar dalam negeri," ujar Plt. Sekretaris Jenderal Kemenperin Putu Juli Ardika dalam keterangannya, Kamis (2/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Upaya perlindungan industri dalam negeri dari masuknya produk-produk impor terus digencarkan oleh pemerintah melalui pengetatan arus masuk barang impor, serta merombak aturan-aturan terkait tata niaga impor di dalam negeri.

Pengetatan produk impor diharapkan dapat mendorong peningkatan penggunaan produk-produk dalam negeri yang juga memiliki kualitas unggul.

ADVERTISEMENT

"Hal ini agar industri kita semakin kuat dan produk-produknya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat," jelas Putu.

Mengutip pernyataan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto pada siaran pers (1/11), langkah memperkuat arus masuk barang impor dilakukan melalui revisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 25 Tahun 2022 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor dengan mengubah pengaturan tata niaga impor dari post border menjadi border untuk delapan komoditas.

Komoditas tersebut adalah tas, elektronik, obat tradisional dan suplemen kesehatan, kosmetik, barang tekstil sudah jadi lainnya, mainan anak, alas kaki, dan pakaian jadi. Revisi peraturan tersebut diselesaikan dalam dua minggu ini dengan proses transisi selama tiga bulan.

Pemerintah terus berupaya meningkatkan penyerapan produk dalam negeri melalui Program Peningkatan Produk Dalam Negeri (P3DN), baik melalui belanja pemerintah yang memakai APBN dan APBD maupun di level individu.

Dalam Business Matching Tahap V 2023 pada Maret lalu, Presiden Joko Widodo telah mengingatkan kepada seluruh instansi pengguna anggaran negara dan daerah, untuk membeli produk-produk lokal yang telah banyak masuk di e-Katalog.

Lihat juga Video: WHO Desak Bantuan Kemanusiaan Masuk di Gaza Dipercepat

[Gambas:Video 20detik]



(ily/hns)

Hide Ads