Kondisi Pasar Koja, Jakarta Utara, cukup ramai pengunjung pagi ini. Kondisi ini menunjukkan bagaimana pasar itu masih bertahan hidup meski sempat digempur pandemi dan toko online.
Dalam catatan detikcom, pasar dengan konsep hanggar tersebut, terdapat 808 kios, 253 los, dan 60 konter. Pasar yang berdiri di atas tanah seluas1,4 hektar ini dikelola oleh PD Pasar Jaya DKI Jakarta.
Berkunjung langsung ke lokasi, Kamis (2/11/2023), pasar ini terletak tepat berseberangan dengan Masjid Raya Islamic Center. Namun posisi gerbang masuk pasar sedikit menjorok ke dalam dari akses jalan utama. Sementara itu pada sisi selatan pasar ini tepat berseberangan dengan Koja Trade Mall.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasar ini terdiri dari dua lantai. Lantai dasar toko ini dipenuhi penjual emas dan pakaian, sedangkan di lantai atas pasar terdapat pasar basah yang menjual sayur, daging, bumbu dapur, dll. Di lantai atas juga ada tempat makan, musala, dan toko-toko perabotan.
Memasuki kawasan pasar, kondisi pagi ini terpantau cukup ramai pengunjung. Terlihat ada cukup banyak orang yang melintas di lorong-lorong pasar dan sesekali terlihat ada sejumlah pengunjung yang terhenti untuk melihat-lihat barang dagangan, khususnya di toko-toko perhiasan.
Sayang kondisi yang cukup ramai pengunjung ini tidak serta merta membuat semua pedagang pasar ini kedapatan rezeki. Sebab ada di antara mereka yang masih sepi pembeli walau ada cukup banyak orang lalu-lalang.
Menurut salah seorang pedagang jilbab bernama Sri, kondisi pasar ini tergolong biasa-biasa saja, tidak ramai namun tidak sampai sepi pengunjung. Bahkan menurutnya belakangan ini jumlah pengunjung yang datang mulai mengalami peningkatan meski hanya sedikit.
"Yah kondisi pasar gitu-gitu aja, nggak ramai tapi ya nggak sampai sepi juga. Ya maksudnya ada aja gitu," ungkap Sri kepada detikcom.
Sri menjelaskan kondisi pasar sempat sepi selama kurang-lebih dua tahun saat pandemi. Namun saat pembatasan mulai dilonggarkan pemerintah, pasar ini mulai bangkit perlahan-lahan. "Ya sepinya mulai pandemi dua tahun kan, pas pemerintah sudah bolehkan orang nggak pakai masker ya pelan-pelan lah mulai ada lagi pengunjung," jelasnya.
Berkat itu dirinya mengaku masih bisa mendapat satu-dua pelanggan. Dalam sehari ia mengaku masih bisa mengantongi Rp 200.000-500.000. Paling buruk ia masih bisa membawa pulang di bawah Rp 200.000.
"Kalau saya sih Alhamdullilah nggak pernah zonk gitu, ya sehari ada aja lah. Sehari ada lah Rp 200.000 sampai Rp 500.000. Cuma nggak tau yang lain ya, kan beda item yang dijual beda pelanggannya," kata Sri lagi.
Sementara itu pedagang lain yang menjual pakaian anak, Bagas, mengaku barang dagangannya masih sepi pembeli meski jumlah pengunjung lalu-lalang sudah terlihat di pasar. Berbeda dengan Sri yang masih ada pembeli setiap harinya, Bagas mengaku terkadang barang dagangan yang dijualnya bisa tidak laku sama sekali dalam sehari berjualan.
"Ya masih sepi, bisa sampai nggak ada pemasukan," ujar Bagas.
Simak Video 'Mendag Ungkap Penyebab Pasar Tanah Abang cs Sepi Pembeli':