Sejumlah perajin tahu di Jakarta harus menyiasati cara agar tetap untung kala harga kedelai melonjak. Caranya, tahu dibuat lebih kecil dibandingkan biasanya.
"Biar selamat jumlah tahunya dikecilin. Biasanya tebel dikurangin sedikit," ucap Charido (58), perajin tahu di Pabrik Tahu Jaya Terus kepada detikcom, Jumat (3/11/2023).
Kendati enggan menjelaskan secara rinci, Rido sapaan karibnya, mengatakan bahwa kenaikan harga kedelai membuat omzet turun 20%. Penurunan omzet disebabkan melesatnya harga kedelai yang kini berkisar di angka Rp 12.700/kg atau Rp 1,27 juta per kuintal dari sebelumnya Rp 1,1 juta per kuintal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harganya sekarang sekuintal berkisar di angka Rp 1.270.000, tapi ini masih bisa dihadapi dibanding akhir 2022 lalu yang tembus Rp 1,4 juta per kuintal. Ini karena stok impor dari Amerika sama harga dolar," jelasnya.
Perajin tahu lainnya, Sugiono (50) dari Pabrik Tahu Sumber Rezeki membenarkan bahwa harga kedelai naik ke Rp 1,27 juta per kuintal. Tahu yang diproduksinya juga kini lebih kecil agar tetap bisa untung, meski diakuinya keuntungannya tidak banyak.
Omzetnya per hari sekitar Rp 7 juta, belum dikurangi modal Rp 6,5 juta. Dengan begitu, keuntungannya Rp 500.000 per hari.
"Sehari ngeluarin modal 5 kuintal aja udah Rp 6,5 juta. Sehari paling bisa (untung) Rp 500.000 kalau bersih. Ini kurang 20%, biasanya bisa dapat Rp 8 juta. Kalau tidak dipotong kecil-kecil, ya, tidak untung," jelasnya.
![]() |
Berdasarkan catatan detikcom, harga kedelai kini melambung cukup signifikan. Pada awal 2023 harga kedelai awalnya berada di angka Rp 8.000 per kilogram (kg), saat ini naik menjadi Rp 13.000/kg.
Sementara menurut data Panel Badan Pangan milik Badan Pangan Nasional (Bapanas), pada Jumat (3/11/2023) pukul 11.50, harga kedelai biji kering (impor) berada di angka Rp 13.240/kg secara nasional atau meningkat 0,23% dibandingkan hari sebelumnya.
(ara/ara)