Gawat! Perang Israel-Hamas Bisa Picu Resesi Global

Anisa Indraini - detikFinance
Senin, 06 Nov 2023 11:03 WIB
Foto: REUTERS/Mohammed Al-Masri
Jakarta -

Dua nama besar di Wall Street memperingatkan perang yang terjadi antara Israel dengan Hamas di Gaza dapat memicu resesi global. Krisis kemanusiaan itu dapat menambah tantangan yang sedang dihadapi perekonomian dunia.

Larry Fink, Kepala Eksekutif Manajer aset terbesar di dunia, BlackRock mengatakan perang Israel-Hamas dan invasi Rusia ke Ukraina telah mendorong dunia hampir menuju masa depan yang benar-benar baru.

"Risiko geopolitik merupakan komponen utama dalam membentuk seluruh kehidupan kita," kata Fink dikutip dari The Guardian, Senin (6/11/2023).

Menurutnya, meningkatnya ketakutan menciptakan penarikan diri dari konsumsi atau belanja lebih banyak. Hal itu dapat menciptakan resesi dalam jangka panjang dan jika ketakutan terus meningkat, kemungkinan terjadinya resesi di Eropa dan Amerika Serikat akan semakin besar.

Jamie Dimon, pimpinan bank terbesar Amerika, JP Morgan mengatakan kepada surat kabar yang sama bahwa kombinasi perang Israel-Hamas dan invasi Rusia ke Ukraina cukup menakutkan dan tidak dapat diprediksi.

"Apa yang terjadi di bidang geopolitik saat ini adalah hal terpenting bagi masa depan dunia - kebebasan, demokrasi, pangan, energi, imigrasi," ucapnya.

Komentar tersebut muncul tiga minggu setelah pernyataan apokaliptik serupa dari Dimon, yang merupakan salah satu pemodal paling terkenal di dunia.

Tiga minggu lalu, ia mengeluarkan peringatan bahwa dunia kemungkinan sedang menjalani masa paling berbahaya yang pernah dialami dalam beberapa dekade terakhir, dengan meningkatnya konflik yang berpotensi menimbulkan dampak luas terhadap harga energi, harga pangan, perdagangan internasional, dan hubungan diplomatik.

Salah satu alasan mengapa konflik antara Israel-Hamas dipandang sebagai ancaman ekonomi global adalah ketergantungan dunia pada minyak di wilayah tersebut, yang menguasai sepertiga pasar minyak. Para ekonom sering khawatir bahwa lonjakan harga minyak dapat memicu resesi global.

Lemahnya kinerja perekonomian berarti ancaman resesi sudah menghantui. Pekan lalu, Bank of England mengatakan dalam laporan kebijakan moneternya bahwa PDB Inggris diperkirakan akan datar pada kuartal III-2023, lebih lemah dari yang diproyeksikan pada Agustus 2023.

Anna Anthony, Managing Partner EY di bidang jasa keuangan Inggris mengatakan bahwa Inggris masih berada di jalur yang tepat untuk menghindari resesi tahun ini, namun kondisi perekonomiannya masih penuh tantangan.

"Tekanan biaya hidup yang signifikan terus mempengaruhi kemampuan belanja rumah tangga dan semakin banyak rumah tangga yang mengalami kesulitan untuk memenuhi pembayaran pinjaman," imbuhnya.

Lihat juga Video: Israel Bakal Terus Menyerang, Minta Warga Gaza Pindah ke Selatan






(aid/das)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork