Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa Indonesia akan sulit menjadi negara berpenghasilan tinggi atau high income country jika tak serius soal perubahan iklim. Menurutnya, perubahan iklim adalah ancaman nyata yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan Indonesia.
"Kita semua tahu bahwa perubahan iklim adalah ancaman nyata untuk perkembangan. Dalam perjalanan kita untuk menjadi high income country yang makmur dan adil, ancaman iklim adalah persoalan global yang harus kita hadapi," ucap Sri Mulyani dalam agenda Indonesia International Conference for Sustainable Finance and Economy 2023 (IICSFE 2023) yang disiarkan di YouTube BKF Kemenkeu, Kamis (8/11/2023).
Secara global, Sri Mulyani mengatakan bahwa perubahan iklim punya implikasi serius. Menurut data World Bank, perubahan iklim bisa menelan biaya US$ 560 miliar dan membuat 100 juta orang miskin setiap tahunnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi ini kasus yang memaksa kita semua mengatasinya," lanjut Sri Mulyani.
Kendati demikian, Sri Mulyani mengaku sadar betul bahwa perubahan iklim bisa ditekan dampaknya dengan melakukan transisi energi. Ia menjelaskan, pemerintah sudah mengambil berbagai langkah nyata untuk hal tersebut, seperti menggalang pembahasan intensif terhadap isu perubahan iklim di berbagai forum dalam negeri dan luar negeri, merencanakan target net zero emission pada 2060, dan mendorong perubahan berbagai regulasi yang bisa meningkatkan partisipasi swasta untuk terlibat dalam transisi energi.
Menurutnya, transisi energi tidak bisa menjadi jargon saja, namun harus dituangkan dalam aksi nyata.
"Ini yang selalu kita bahas. Tidak abstrak, tapi bagaimana langkah teknisnya. Apalagi kita akan jadi ekonomi terbesar kelima di tahun-tahun yang akan datang. Persoalan perubahan iklim harus dihadapi," jelasnya.
Simak Video: Jokowi Yakin RI Akan Jadi Negara Maju Jika Pemimpinnya Tak Penakut