Parlemen Turki Boikot Coca-Cola Gegara Diduga Dukung Israel

Parlemen Turki Boikot Coca-Cola Gegara Diduga Dukung Israel

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 08 Nov 2023 15:37 WIB
A view shows a traffic sign Stop and a board with the logo of Coca-Cola at the companys plant in Azov in the Rostov region, Russia March 9, 2022. REUTERS/Sergey Pivovarov
Foto: REUTERS/SERGEY PIVOVAROV
Jakarta -

Parlemen Turki memboikot produk Coca-Cola dan Nestle dari restoran-restoran di negara tersebut. Langkah ini dilakukan menyusul dugaan perusahaan terkait mendukung Israel di tengah konflik yang terjadi di Gaza.

Melansir dari Reuters, Rabu (8/11/2023), sebuah sumber di parlemen mengatakan, minuman Coca-Cola dan kopi instan keluaran Nestle dihapus dari menu di restoran. Disebutkan pula bahwa keputusan tersebut dimaksudkan untuk menanggapi kemarahan besar masyarakat terhadap perusahaan-perusahaan ini karena mendukung Israel.

Di kesempatan berbeda, Majelis Agung Nasional atau Parlemen Turki juga sempat menyatakan, produk perusahaan yang mendukung Israel tidak akan dijual di restoran, kafetaria, dan kedai teh di kampus parlemen. Namun ia tak menyebutkan nama perusahaan tersebut. Adapun keputusan itu diambil oleh Ketua Parlemen Turki Numan Kurtulmus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Keputusan itu diambil untuk) mendukung kepekaan masyarakat mengenai pemboikotan produk-produk perusahaan yang secara terbuka menyatakan dukungan mereka terhadap kejahatan perang (dan) pembunuhan orang-orang tak berdosa yang dilakukan Israel di Gaza," pernyataan parlemen Turki.

Namun demikian, baik sumber tersebut maupun pernyataan parlemen tidak merincikan bagaimana bentuk upaya Coca Cola dan Nestle dalam mendukung Israel. Kedua perusahaan tersebut juga telah disebutkan dalam postingan media sosial dalam beberapa hari terakhir oleh para aktivis Turki.

ADVERTISEMENT

Para aktivis menyerukan boikot terhadap barang-barang Israel dan perusahaan-perusahaan Barat yang mereka pandang mendukung Israel. Pemerintah Turki sendiri pun juga mengkritik keras pemboman Israel terhadap Gaza dan dukungan Barat terhadap Yerusalem.

Langkah parlemen Turki ini merupakan langkah pertama yang dilakukan pemerintah atau organisasi besar yang menargetkan merek-merek besar global, setelah perang selama sebulan antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas.

Di tempat lain, serikat pekerja pelabuhan Barcelona menolak untuk memuat dan membongkar material militer apa pun di tengah perang di Gaza. Sementara serikat pekerja transportasi Belgia menolak menangani peralatan militer yang dikirim ke Israel.

Kedua perusahaan tidak segera menanggapi permintaan komentar. Bulan lalu, Nestle mengatakan pihaknya menutup sementara salah satu pabrik produksinya di Israel sebagai tindakan pencegahan. Nestle menjadi raksasa produk konsumen pertama yang melakukan langkah tanggapan atas kondisi perang tersebut.

(shc/rrd)

Hide Ads