3 Fakta Menarik Samsi Sastrowidagdo Menteri Keuangan Pertama RI

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 10 Nov 2023 16:41 WIB
Foto: Dok Kemdikbud
Jakarta -

Nama Samsi Sastrowidagdo mungkin masih asing bagi banyak masyarakat di Indonesia. Pria kelahiran Solo, 13 Maret 1894 itu merupakan Menteri Keuangan pertama di Indonesia.

Samsi sendiri memiliki kisah yang tak biasa sebagai Menteri Keuangan pertama di Indonesia. Bagaimana kisahnya?

1. Sudah WFH Sejak Dulu

Samsi yang diangkat jadi Menteri Keuangan pada 19 Agustus 1945 tidak pernah sekalipun berkantor di Jakarta. Dia menetap di Surabaya sambil menjalankan tugas khusus untuk membangun pemerintahan Indonesia.

Di sisi lain, kondisi Samsi juga sering sakit. Maka dari itu dia memilih menetap di Surabaya selama menjadi Menteri Keuangan.

"Setelah diangkat menjadi Menkeu, Samsi tidak pernah memimpin Kemenkeu secara langsung di Jakarta. Beliau menetap di Surabaya sembari mencari dana perjuangan Badan Keamanan Rakyat," tulis Ditjen Kekayaan Negara Kemenkeu dalam akun Instagram resminya, Jumat (10/11/2023).

2. Cuma Menjabat 2 Minggu

Selain itu, masa jabatan Samsi juga sangat singkat. Dia cuma menjadi Menteri Keuangan selama 2 minggu saja.

Pada 29 September 1945 dia memutuskan mengundurkan diri dari jabatannya. Kondisi fisiknya yang kerap sakit membuat dirinya memilih tinggal di Surabaya dan mengurus kesehatannya.

A.A. Maramis menjadi tokoh yang menggantikan Samsi di pucuk kepemimpinan Departemen Keuangan kala itu.

"Lulusan Handels-hogelschools ini hanya menjabat selama dua minggu sebagai Menteri Keuangan dan mundur dari jabatannya karena sakit," tulis penjelasan DJKN.

3. Tugas Khusus

Samsi melakukan tugas khusus selama menjabat sebagai Menteri Keuangan. Dia melakukan operasi yang bernama penggedoran bank, operasi itu berhasil mengambil dana rampasan Belanda dari tangan Jepang di salah satu bank yang ada di Surabaya.

"Ia melakukan operasi "penggedoran bank" untuk memperoleh dana dari harta sitaan Belanda di Enscompto Bank Surabaya melalui upaya persuasif dengan tentara Jepang," tulis DJKN.

Awalnya, Samsi memperoleh informasi dari pihak Jepang bahwa di Gedung Bank Escompto Surabaya tersimpan uang peninggalan pemerintah Hindia Belanda yang disita Jepang. Karena hubungannya yang dekat dengan para pemimpin pemerintahan Jepang di Surabaya, Samsi membujuk mereka. Uang tersebut diambil melalui operasi pembobolan bank.




(hal/rir)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork