Calon presiden (capres) Prabowo Subianto memiliki program makan siang gratis untuk anak Indonesia jika terpilih jadi presiden. Sumber anggaran untuk program ini yakni dengan mengoptimalkan penerimaan pajak yang dianggap banyak kebocoran. Apakah program ini memungkinkan untuk dijalankan?
Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad memberikan tiga catatan terkait program tersebut. Pertama, jika dilakukan program ini akan memakan anggaran ratusan triliun. Menurutnya, perlu dipertimbangkan pula program-program lain yang prioritas.
"Kita harus lihat kegiatan atau prioritas bukan hanya makan siang gratis, tapi untuk yang lain," katanya kepada detikcom, Jumat (10/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, sasaran yang dikurangi. Ia mencontohkan, anggaran pendidikan sendiri telah dipatok 20% dari APBN sehingga tidak bisa diotak-atik.
"Jadi nggak mungkin sudah ada pendidikan itu earmarking 20% APBN," katanya.
Ketiga, dari sisi sumber anggaran. Dia mengatakan, untuk meningkatkan rasio pajak atau tax ratio mencapai 12-13% dalam waktu 5 tahun bukan perkara mudah. Tak heran, tax ratio Indonesia saat ini hanya di kisaran 9-10%.
Oleh karena itu, dia menilai, kalaupun ada kebocoran untuk meningkatkan rasio pajak dalam jumlah besar tidak akan mudah. "Walaupun ada kebocoran tapi tidak akan sebesar itu," katanya.
Sebelumnya, Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Panji Irawan mengatakan program makan siang gratis untuk anak membutuhkan ratusan triliun rupiah. Pihaknya mengaku akan memaksimalkan anggaran dari sumber pajak yang saat ini disebut masih banyak kebocoran.
"Pak Prabowo has a dream mau ngasih makanan dan gizi susu kepada anak kecil, ibu hamil. Tentu saja itu perlu biaya. Kita sudah menghitung. Jadi memang angkanya bisa mencapai mungkin ratusan triliun, tetapi kita juga sudah menghitung bahwasanya di dalam kita punya koleksi dari tax masih banyak kebocoran," kata Panji dalam Debat Tim Capres di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Kamis (9/11).
Untuk memaksimalkan penerimaan pajak, Prabowo-Gibran memiliki program prioritas yang namanya membentuk badan penerimaan negara. Dengan adanya lembaga baru itu disebut akan menghasilkan sumber-sumber pajak baru.
"Pak Prabowo-Gibran ada satu program prioritas yang namanya penyempurnaan sistem penerimaan negara dengan membentuk badan penerimaan negara. Ini masih banyak yang bisa diotak-atik dari sisi revenue, tidak hanya tax tetapi juga penerimaan non pajak. Jadi kita akan otak-atik di situ," ucapnya.
(acd/das)