3 Organisasi Buruh Respons Prabowo yang Minta Jangan Banyak Tuntut soal Upah

3 Organisasi Buruh Respons Prabowo yang Minta Jangan Banyak Tuntut soal Upah

Aulia Damayanti, Anisa Indraini - detikFinance
Sabtu, 11 Nov 2023 10:32 WIB
Bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto memaparkan delapan program miliknya yang dinilai bisa dirasakan oleh rakyat. Salah satu yang diunggulkan dalam program itu ialah memberikan makan siang gratis kepada anak-anak, Rabu (8/11/2023).
Capres Prabowo Subianto.Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Calon Presiden Prabowo Subianto meminta kepada para buruh agar tidak banyak menuntut kenaikan upah kepada pengusaha, terlebih jika perusahaan tersebut sedang dalam kondisi 'buntung'. Hal itu disebut bisa memberatkan dan membuat pengusaha lari ke negara lain.

"Buruh kau udah dapat ini, ini, ini, angkutan akan kita bebaskan supaya kau kerja juga ringan. Ya sudah dong jangan kau tuntut-tuntut pengusaha (naikkan upah). Kalau tidak untung pengusahanya bisa pindah ke Bangladesh, ke mana ke mana," kata Prabowo dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, Jakarta, Rabu (8/11/2023).

Kemudian program pemerintah dianggap sudah banyak yang menyejahterakan rakyat terutama kaum buruh mulai dari layanan kesehatan gratis hingga berbagai macam subsidi. Prabowo menjanjikan jika terpilih menjadi presiden akan berupaya menambah program yang pro rakyat miskin dan buruh sehingga mereka bisa makin sejahtera.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita akan bicara ke pemimpin buruh, saudara, kesehatan nggak bayar, subsidi listrik, subsidi BBM, sekolah harus kita bikin nggak bayar, kita akan kasih makan siang (gratis). Kemudian saudara-saudara, kita harus berani seperti negara lain, angkutan di kota-kota besar, kalau perlu subsidi 100% untuk orang yang butuh," jelas dia.

Merespons pernyataan Prabowo, organisasi buruh pun buka suara

Presiden Partai Buruh dan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal berpendapat, pernyataan Capres Prabowo keliru. Menurutnya, hal ini memperlihatkan Prabowo tidak memahami dunia perburuhan, bahkan terkesan tidak berpihak pada kepentingan buruh.

ADVERTISEMENT

"Jadi tidak benar dan keliru pendapat Capres Prabowo bahwa tuntutan buruh untuk menaikkan upah minimum setiap tahun tidak dibutuhkan. Ini adalah pendapat keliru," kata Said, dalam keterangannya ditulis Jumat (10/11/2023).

Said menerangkan perlu diketahui bagi seluruh Capres, di seluruh dunia, baik di Amerika, Jerman, Inggris, Negara Nordik, Negara Eropa lainnya, Brasil, Peru, negara Amerika lainnya, Jepang, India, Singapura, Malaysia, Thailand, Bangladesh, Mesir, Nigeria, Afrika Selatan, negara Afrika lainnya, Rusia, Turki, Australia, Selandia Baru, dan belahan dunia lainnya; seluruh serikat pekerja di negara masing-masing pasti berjuang menuntut kenaikan upah minimum dan upah berkala.

Said Iqbal mencontohkan, baru-baru ini serikat buruh Brasil berhasil meyakinkan Presiden Lula untuk menaikkan upah minimum 13%, padahal inflansi hanya 4% dan pertumbuhan ekonominya hanya 3,2%. Kemudian di Amerika, serikat pekerja automotif UAW berhasil meyakinkan Presiden Joe Biden untuk menaikkan upah buruh otomotif 30%.

Lalu buruh di Inggris, Jerman, Italia, dan negara Eropa lainnya, buruh melakukan demonstrasi besar-besaran menuntut kenaikan upah minimum dan berhasil naik di atas 20%.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi menilai Prabowo tak tahu realita kehidupan yang dialami buruh. Kenyataannya, kebutuhan hidup semakin hari semakin mahal mulai dari biaya pendidikan anak hingga sewa rumah.

"Subsidi pemerintah itu bisa meringankan dalam waktu pendek saja. Prabowo tahu tidak masuk awal biaya anak sekolah sekarang puluhan juta? Prabowo tahu tidak sewa kontrakan mahal terus naik tiap tahun?," kata Ristadi dalam pernyataannya, Kamis (9/11/2023).

Menurut Ristadi selama ini banyak pengusaha tidak mau terbuka soal kondisi keuangan perusahaan kepada buruh. Kondisi itu membuat pekerja tidak tahu kondisi sebenarnya yang dialami perusahaan sehingga menuntut kenaikan upah sesuai tingkat kebutuhan hidup.

"Salah pengusaha juga tertutup soal ini dengan pekerja buruh karena dianggap urusan dapur yang pekerja tidak boleh tahu. Jadi saat untung pengusaha nggak mau cerita, baru saat merugi cerita, akhirnya pekerja nggak percaya," tuturnya.

Respons organisasi buruh terhadap pernyataan Prabowo berlanjut ke halaman berikutnya. Langsung klik

Presiden Asosiasi Serikat Pekerja (ASPEK) Indonesia Mirah Sumirat juga menyayangkan pernyataan Prabowo tersebut. Harapannya Prabowo dapat membuat pernyataan yang lebih bijaksana sebagai capres.

"Harusnya Pak Prabowo mengajak para pekerja buruh duduk bersama untuk melakukan dialog, musyawarah mufakat untuk melakukan perundingan antara pengusaha dan pekerja jika pengusahanya itu rugi," harap Mirah.

Mirah menilai seharusnya Prabowo tidak menyamaratakan seluruh perusahaan. Jika sebuah perusahaan memang merugi, buruh juga pasti bisa memahami dan tidak meminta kenaikan upah yang tinggi.

"Ada banyak perusahaan yang untung maka Pak Prabowo seharusnya menyampaikan pesan juga agar berikan upah buruh secara layak dan adil. Itu yang harusnya disampaikan, tapi mungkin Pak Prabowo terbawa karena beliau juga kan pengusaha, jadi mungkin lupa atau bagaimana," tuturnya.


Hide Ads