Luhut Ungkap Peran AS Bebaskan Duit Pertamina US$ 300 Juta Tertahan di Venezuela

Luhut Ungkap Peran AS Bebaskan Duit Pertamina US$ 300 Juta Tertahan di Venezuela

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Sabtu, 11 Nov 2023 20:34 WIB
Menko Luhut Binsar Pandjaitan
Foto: Dok. Kemenko Kemaritiman dan Investasi
Jakarta - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan hingga saat ini masih menjalani perawatan di Singapura. Meski begitu, ditengah pemulihannya Luhut tetap menjalankan tugas negara dengan memperkuat hubungan internasional Indonesia, khususnya di bidang kerja sama investasi.

Selama berada di Singapura, Luhut telah melakukan serangkaian pertemuan dan dialog penting bersama sejumlah pejabat dunia. Terbaru ia bertemu dengan Special US Presidential Envoy for Climate, John Kerry, yang menjenguknya di Singapura hingga berkomunikasi via telepon dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan juga dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.

Dalam pertemuan dengan John Kerry, Luhut membahas potensi besar Indonesia dalam pemanfaatan Carbon Capture Storage di depleted reservoir dan saline aquifer yang memiliki potensi hingga 400 giga ton dan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi emisi di sektor migas dan sektor lainnya.

Setelah itu Luhut juga menyampaikan harapannya untuk bisa berdiskusi lebih lanjut dan meminta John Kerry agar dapat menghubungi White House Senior Advisor to the President for Energy and Investment, Amos Hochstein, guna membahas kerja sama di bidang critical minerals.

"Inisiatif ini dapat menghasilkan dana miliaran dolar yang akan sangat bermanfaat bagi rakyat Indonesia, serta membantu memacu perkembangan teknologi negara kita, sejalan dengan komitmen kita terhadap lingkungan dan pembangunan berkelanjutan," kata Luhut dalam keterangannya, Sabtu (11/11/2023).

Pada kesempatan yang sama, Menko Luhut juga menyampaikan terima kasih kepada Amerika Serikat atas pembebasan dana Pertamina sebesar US$ 300 juta yang sempat mengendap di Venezuela.

"Kita sebelumnya mengalami kendala karena permasalahan antara Amerika dan Venezuela, yang menyebabkan dana Pertamina tertahan selama hampir 3-4 tahun, dan Amerika telah membantu menyelesaikan hal tersebut," ungkapnya.

Luhut menambahkan bila bantuan ini menandakan hubungan baik dan kepercayaan yang kuat antara Indonesia dan Amerika, yang membuka jalan untuk kerja sama lebih lanjut di masa depan.

Menerima telepon Menlu China di halaman berikutnya. Langsung klik

Lebih lanjut Luhut juga menerima telepon dari Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, dimana ia menyampaikan rasa apresiasi dan kebahagiaan Presiden Xi atas peresemian Kereta Cepat Jakarta Bandung yang telah dilakukan oleh Presiden Joko Widodo secara langsung beberapa waktu yang lalu.

Ia mengaku ikut merasa senang melihat bagaimana Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) yang saat ini begitu ramai digandrungi masyarakat.

"Rata-rata penumpang harian Kereta Cepat Whoosh saat ini mencapai hingga 18 ribu, dengan peningkatan jadwal perjalanan sejalan dengan bertambahnya minat masyarakat menggunakan kereta cepat," terang Luhut.

Belum berhenti di sana, Luhut mengaku dukungan yang diterimanya dari Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, selama pemulihan juga semakin memperkuat hubungan Indonesia-Singapura.

Ia mengatakan PM Lee tengah membuka peluang kerja sama di bidang kesehatan antara dua negara, termasuk rencana pembangunan ekosistem kesehatan di Bali yang serupa dengan Singapura.

Menindaklanjuti hal tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bersama Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo akan bertemu dengan Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung, untuk meninjau fasilitas kesehatan di Singapura yang akan dijadikan benchmark.

"Di Bali, kita punya RSUP Sanglah. Tugas kita adalah melatih SDM dan manajemennya. Ini membutuhkan waktu sekitar 3 sampai 5 tahun, jadi kita harus segera memulainya. Kerja sama dengan Singapura dalam membangun ekosistem kesehatan yang berkualitas akan sangat bermanfaat," Luhut.


Hide Ads