Demo Buruh di Bangladesh Berujung Ricuh, Produksi H&M hingga Zara Terdampak

Demo Buruh di Bangladesh Berujung Ricuh, Produksi H&M hingga Zara Terdampak

Retno Ayuningrum - detikFinance
Senin, 13 Nov 2023 11:49 WIB
Garment workers gather along a road during a protest in Gazipur on November 9, 2023, after the Minimum Wage Board authority declared the minimum wage of 12,500 taka ($113) for garment workers. Police fired rubber bullets and tear gas at protesters on November 9 when thousands of Bangladesh garment workers rejected a
Garment workers gather along a road during a protest in Gazipur on November 9, 2023, after the Minimum Wage Board authority declared the minimum wage of 12,500 taka ($113) for garment workers/Foto: AFP
Jakarta -

Demo buruh di Bangladesh berakhir ricuh. Bahkan polisi menembakkan peluru karet dan gas air mata. Akibatnya, produksi beberapa produk ternama terdampak.

Mulanya, ribuan massa aksi yang terdiri dari buruh garmen melempari aparat keamanan dengan batu di kawasan kota industri Gazipur dan Ashulia, pinggiran Dhaka, Kamis (9/11/2023) lalu. Aksi ini buntut dari penolakan buruh soal kenaikan gaji yang ditawarkan pemerintah. Kerusuhan ini terjadi usai 10.000 buruh garmen melakukan aksi protes di pabrik-pabrik dan sepanjang jalan raya.

"Ada 10.000 pekerja (yang melakukan protes) di beberapa titik. Mereka melemparkan batu bata dan batu ke petugas dan pabrik kami yang buka," kata Wakil Kepala Polisi Industri di Ashulia, Mahmud Naser dikutip dari Aljazeera, Senin (13/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menambahkan, salah satu anggotanya juga ada yang terluka. Alhasil, aparat keamanan menembakkan peluru karet dan gas air mata untuk membubarkan massa demonstrasi.

Mahmud Naser menyebut, lebih dari 100 pabrik tutup di Ashulia dan sekitarnya imbas dari aksi buruh selama dua minggu terakhir ini. Tidak hanya itu, ribuan massa buruh juga terlibat bentrok dengan pasukan elite Batalyon Aksi Cepat (RAB) dan polisi di Konabari dan Naujore di Gazipur. Di mana polisi sudah bersiaga dan membekali diri dengan alat pelindung diri dan gas air mata.

ADVERTISEMENT

Akibatnya, setidaknya dua massa buruh yang terluka dan dibawa ke rumah sakit. Administrator Kota Gazipur Sayed Murad Ali mengatakan 15.000 buruh garmen memblokir jalan dan merusak kendaraan di Konabari. "Kami harus membubarkan mereka untuk menjaga hukum dan ketertiban," ujarnya.

Sebelumnya, aksi protes buruh garmen ini buntut dari penolakan kenaikan gaji yang ditawarkan oleh pemerintah. Pemerintah menaikkan gaji mereka 56,25%, sedangkan para buruh menginginkan naik tiga kali lipat.

Saat ini, buruh perempuan di Bangladesh hanya dibayar mulai dari 8.300 taka (sekitar Rp 1,18 juta). Diketahui, sebanyak 3.500 pabrik garmen di Bangladesh menyumbang sekitar 85% dari US$ 55 miliar ekspor tahunannya. Di mana sebagian besar produksinya memasok merek ternama, termasuk Levi's, Zara, dan H&M.

Simak juga Video: Seruan MUI untuk Hindari Produk Pendukung Israel

[Gambas:Video 20detik]



(ara/ara)

Hide Ads