Harga Beras di PIBC
Harga beras medium maupun premium di PIBC masih di atas HET. Sebab, menurut Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 7 Tahun 2003 tentang Harga Eceran Tertinggi Beras, HET beras untuk Zona 1, yang meliputi Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi, adalah Rp 10.900/kg untuk beras medium dan Rp. 13.900/kg untuk beras premium.
Rincian Harga Beras di PIBC:
1. Beras IR-64 III, jenis (Rp 11.030/kg/medium)
2. Beras IR-64 II, jenis Medium (Rp 12.700/kg/medium)
3. Beras IR-64 I (Rp.13.428/kg/medium)
4. Beras IR 42 I (Rp 14.185/premium)
Adapun Menurut data Panel Harga Pangan milik Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Senin (13/11) pukul 11.00 WIB, harga rata-rata beras medium di DKI Jakarta berada di angka Rp 12.800/kg. Sedangkan untuk harga rata-rata beras premium, berada di angka Rp 14.370/kg.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sebab Harga Beras Tinggi
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency, Arief Prasetyo Adi, pun sempat mengungkap penyebab harga beras masih tinggi. Menurutnya, disebabkan oleh harga Gabah Kering Panen (GKP) yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh menurunnya produksi sehingga penggilingan juga tidak memiliki banyak stok GKP.
"Hari ini, seperti ini artinya penggiling padi tidak dapat GKP. Karena GKP harganya tinggi, maka harga beras tinggi," kata di Gudang Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (4/10/2023).
Menurut data Panel Harga Pangan milik Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Senin (13/11) pukul 12.00 WIB, harga Rata-rata nasional GKP di tingkat petani mencapai Rp 6.620/kg. Sementara harga rata-rata nasional GKP tingkat penggilingan bertengger di angka Rp 6.980/kg.
Sejumlah data tersebut pun tercatat meningkat dalam enam bulan terakhir. Untuk GKP tingkat petani meningkat dari Rp 5.140 (Juli) menjadi Rp 6.000 (November). Adapun untuk GKP tingkat penggilingan meningkat dari Rp 5.550 (Juli) menjadi Rp 6.640 (November).
Oleh sebab itu pada pada Sabtu (11/11/2023), Arief mengatakan pihaknya akan memastikan ketersediaan pasokan terlebih dahulu. Sebab selain melonjaknya harga GKP, musim panen padi pada 2024 dipastikan mundur.
Kemunduran terjadi karena masa tanam 1 (MT-1) mundur karena hujan turun lambat. Dari yang harusnya dimulai Agustus menjadi akhir November 2023.
"Turun hujannya baru akhir November dan Desember, jadi panen agak mundur. Harga berikutnya, yang nomor satu availability dulu, kalau harga tinggal kita sesuaikan. Kan sekarang ada bantuan pangan, stabilisasi SPHP (juga), semua kita jalankan," ungkap Arief di Komplek PT Pupuk Kujang, Cikampek, Jawa Barat.
(ara/ara)