Kementerian Pertanian mengambil langkah cepat untuk mendukung produksi pertanian nasional untuk menghadapi fenomena El Nino. Salah satunya adalah mengoptimasi total 128.000 hektare (ha) lahan rawa di Sumatera Selatan menjadi lahan padi.
Upaya ini disebut bisa meningkatkan indeks pertanaman dari 1 kali menjadi 2 hingga 3 kali dalam setahun. Menurut Menteri Pertanian Amran Sulaiman, potensi panen dari luasan lahan di Sumsel bisa mencapai 1 juta ton gabah atau 500.000 ton beras.
Ia menambahkan saat ini potensi keseluruhan di Sumsel mencapai 500 ribu hektare dengan rata-rata indeks produksi (IP) baru 1,1. Artinya, kalau IP tersebut mampu dinaikkan menjadi dua kali panen, maka produksi beras bisa mencapai 3 juta ton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anggaplah yang kita garap 400 ribu hektare itu saja bisa menghasilkan 2 juta ton gabah dan menghasilkan 1 juta ton beras," kata Amran dalam keterangan tertulis, Selasa (14/11/2023).
"Dan itu baru satu provinsi, rencana kita garap di 10 provinsi di seluruh Indonesia," sambungnya.
Amran kemudian menjelaskan, Sumsel merupakan salah satu provinsi yang potensial untuk dikembangkan karena memiliki luasan lahan rawa terbesar di Indonesia. Alhasil, ia mengatakan wilayah tersebut akan dioptimasi pemerintah dengan menggunakan perlengkapan canggih seperti benih unggul, pupuk dan deretan teknologi mekanisasi.
"Yang terpenting adalah sumsel sudah melakukan di tahun-tahun sebelumnya di periode pertama sebanyak 68.000 hektare dan ini sudah dikerjakan tinggal dilanjutkan. Produksinya besar di atas rata-rata nasional 5,4 ton per hektare. Dengan demikian kita harus optimis Indonesia bangkit dan bisa swasembada pangan," katanya.
Asisten II Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Setda Sumsel Basyaruddin Akhmad, mengatakan bahwa produksi Beras Sumsel berdasarkan angka sementara yang dikeluarkan BPS mencapai 1.586.127 Ton.
Dari total produksi beras ini, Sumsel masih menyumbangkan surplus sebesar 739.554 Ton. Sebab total konsumsi beras penduduk Sumsel hanya sebesar 846.572 Ton.
"Data BPS juga menunjukkan terjadi peningkatan produksi beras per Januari hingga September 2023 dibandingkan periode yang sama tahun 2022 kemarin sebesar 27.414 ton," kata Basyaruddin.
Pada 2022, Pemprov Sumsel memperoleh penghargaan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai urutan kelima dari provinsi penghasil produksi padi terbesar tingkat nasional dan peringkat ketiga dalam peningkatan produksi terbesar nasional.
Apalagi, pihaknya juga memiliki tenaga pendamping di lapangan yakni penyuluh yang sudah diangkat pada 2021 dan 2022. Para penyuluh bisa menjadi ujung tombak pembangunan pertanian di pedesaan.
"Insyaallah, kami siap melaksanakan arahan Pak Menteri dalam meningkatkan produksi di Sumsel," ucap Basyaruddin.
Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengatakan bahwa wilayah Sumsel adalah satu dari sekian banyak wilayah lain yang diproyeksikan menjadi lumbung beras nasional setelah Jatim, Jabar, Jateng. Selain itu, Suwandi mengungkap bahwa Sumsel juga memiliki potensi lahan rawa pasang surut dan rawa lebak lebih dari 400 ribu hektar.
"Ini potensi sangat besar untuk dibuka dan dimanfaatkan untuk tanam padi, dimulai akhir tahun 2023 ini secara bertahap," katanya.
Berdasarkan data KSA BPS, Suwandi menyampaikan luas panen Sumsel setiap tahunnya mencapai 510.000 hektar. Dari luas baku sawah (LBS) 470.000 hektar sehingga ada potensi meningkatkan Indek Pertanaman (PIP) hingga IP200 dan IP300 bahkan di beberapa lokasi bisa lebih tinggi lagi.
"Untuk itu seluruh Kadistan Kabupaten se Sumsel berkumpul di Palembang merancang rencana tanam, pola tanam dan meningkatkan Indeks Pertanaman pada 2023-2024," jelasnya.
(ara/ara)