Pemerintah Mau Impor Beras dari China, Buwas: Itu Opsi Terakhir

Pemerintah Mau Impor Beras dari China, Buwas: Itu Opsi Terakhir

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 17 Nov 2023 11:13 WIB
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso bersama kepala badan pangan Arief Prasetyo Adi melakukan gerebek pasar dalam rangka monitoring ketersediaan stok beras di Pasar Perumnas Klender, Jakarta Timur, Senin (28/8/2023).
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso - Foto: Dok Perum Bulog
Jakarta -

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas) menegaskan impor beras dari China merupakan opsi terakhir bagi pemerintah. Artinya, bukan serta merta akan dilakukan dalam waktu dekat.

Impor tersebut akan dilakukan jika Indonesia membutuhkan stok saat waktu yang genting. Karena menurutnya, pemerintah China telah menyiapkan stok apa bila Indonesia membutuhkan kapan pun.

"Kalau suatu ketika barang itu ada, disiapkan. Suatu ketika emergency, semua close, artinya dengan harga mahal pun, untuk kepentingan kebutuhan masyarakat, ya harus. Itu kan jalan terakhir," kata Buwas kepada detikcom di Kantor Pusat Perum Bulog, Jumat (17/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Buwas mengakui bahwa harga beras dari China cukup mahal dibandingkan negara lainnya. Makanya, impor dari negara itu bukan jadi yang utama.

"Salah satunya kan harganya tidak masuk, kita tidak paksakan juga," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Dia juga menegaskan impor beras bukan menjadi jalan utama pemerintah dalam stabilitas harga dan stok. Perum Bulog sendiri akan memantau produksi beras ke depan. Jika produksi tinggi, maka yang diserap dari dalam negeri, bukan impor.

Keputusan impor juga bukan di tangan Perum Bulog. Buwas menerangkan, hal itu merupakan penugasan dari pemerintah yang menjadi hasil rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo dengan kementerian terkait, termasuk ketentuan harga.

"Tentunya harus ada persetujuan pemerintah dengan harga segitu, nggak bisa Bulog. Jadi melalui rakortas atau ratas," pungkasnya.

Sebelumnya, Buwas pernah mengatakan bahwa impor beras dari China merupakan hasil pembicaraan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden China Xi Jinping. Adapun jumlah impor beras dari China sebanyak 1 juta ton.

"Untuk tindaklanjuti oleh Menlu, kemudian pak Wamenlu. Kita kesana ok. Nah sekarang udah ada pembicaraan. Sekarang China mengatakan kapan Indonesia butuhnya," terangnya, ditemui di Gedung DPR RI Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (8/11/2023).

Namun, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan harga yang ditawarkan China ternyata kurang cocok dengan penawaran dari Indonesia. "Yang dari China harganya nggak masuk," ungkap Arief di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (6/11/2023).

Ketika dikonfirmasi kembali apakah rencana impor dari China gagal, Arief tak mau memastikan. Intinya, bila harganya tidak cocok kemungkinan impor beras dari China tidak bisa terwujud.

"Kalau nanti harganya masuk, kan nggak boleh terlalu tinggi kan, kalau masuk ya bisa juga," ujar Arief.

Untuk diketahui, Perum Bulog mendapatkan penugasan impor beras tahun 2023 sebesar 3,5 juta ton untuk memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP). Kemudian, untuk tahun 2024, Bulog juga telah mendapatkan penugasan impor beras 2 juta ton.

Impor ini dilakukan karena saat ini produksi padi tengah mengalami penurunan, sehingga Bulog sulit menyerap banyak.

Di sisi lain, ada penugasan oleh Bulog untuk operasi pasar dan penyaluran bantuan beras ke masyarakat. Hal itu dilakukan untuk menekan harga beras yang tinggi.

(ada/kil)

Hide Ads