BRI Bantu Dongkrak Produksi UMKM Kopi di Garut, dari 10 Kg Jadi 2 Kuintal

BRI Bantu Dongkrak Produksi UMKM Kopi di Garut, dari 10 Kg Jadi 2 Kuintal

Anggita - detikFinance
Senin, 20 Nov 2023 13:15 WIB
UMKM BRI
Foto: BRI
Jakarta -

Klaster Usaha Kopi Akar Wangi di Desa Sukalaksana, Garut, mencatatkan peningkatan ekonomi yang signifikan berkat Program 'Klasterku Hidupku' dari Bank Rakyat Indonesia (BRI). Dari awalnya hanya beroperasi dengan 10-50 kg produk, kini klaster ini telah berkembang menjadi 14 kelompok usaha, dan mampu mengelola produksi hingga 1-2 kuintal.

"Alhamdulillah banyak dampak positif untuk kesejahteraan kelompok. Dulu kita hanya sedikit, sekarang sudah bertambah anggota kelompok. Ekonomi juga mengalami peningkatan, dari 10-50 kg menjadi 1-2 kuintal," ujar Ketua Klaster Usaha Kopi Akar Wangi Adi Ahmad Nasir dalam keterangan tertulis, Senin (20/11/2023).

Adi berbagi cerita tentang awal mula inovasi Klaster Usaha Kopi Akar Wangi. Dengan mengombinasikan kopi Arabika dan akar wangi, gagasan tersebut pertama kali timbul pada tahun 2015, dan usaha pengolahan kopi akar wangi dimulai pada tahun 2017. Penduduk daerah ini, yang dikenal sebagai petani kopi dan akar wangi, telah menjadikan produk gabungan ini sebagai minuman khas dengan rasa yang unik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Adi, proses pembuatan Kopi Akar Wangi hampir identik dengan kopi biasa, melibatkan dua tahap. Tahap pertama adalah pembuatan kopi, dimulai dengan mencuci, menjemur, dan memisahkan biji kopi setelah panen menggunakan mesin pulper. Tahap kedua melibatkan proses roasting dan grinding hingga menjadi bubuk. Setelah itu, bubuk kopi dicampurkan dengan akar wangi.

Sementara itu, pengolahan akar wangi juga dilakukan dengan cara yang hampir sama. Akar wangi yang panen sekitar 10-12 bulan sekali itu diambil akarnya, lalu dicuci sampai bersih dan dijemur. Setelah itu, proses grinder pun dilakukan untuk menjadikannya serbuk sehingga bisa dicampurkan dengan bubuk kopi. Seluruh tahapan pembuatan kopi akar wangi ini dilakukan di sebuah greenhouse yang berlokasi dekat dengan desa wisata.

ADVERTISEMENT

"Lokasi ini memang sengaja kita pilih biar ada pemasukan. Jadi kalau berkunjung ke desa wisata itu bisa juga melihat proses pembuatan kopi akar wangi mulai dari penjemuran, hulu sampai hilir bisa. Buat minuman di desa wisata itu sendiri juga kita diwajibkan menggunakan kopi akar wangi," jelas Adi.

Kemudian, lanjut Adi, produk dari Klaster Usaha Kopi Akar Wangi akan dipasarkan melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dan dijadikan oleh-oleh atau souvenir dalam berbagai kegiatan yang diadakan oleh BUMDES.

Sebagai informasi, perkembangan UMKM Klaster Usaha Kopi Akar Wangi ini tak lepas dari peranan BRI yang mendukung dalam berbagai aspek, seperti pembangunan greenhouse, sarana dan prasarana, pendampingan terkait pengelolaan hingga pemasaran.




(ega/ega)

Hide Ads