Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich telah merekomendasikan pemerintah negaranya untuk menutup Kementerian Diaspora mereka. Penutupan ini ingin dilakukan agar pemerintah Israel dapat merelokasi dana mereka di tengah tingginya pembiayaan perang melawan Hamas.
Melansir dari Jerusalem Post, Senin (20/11/2023), usulan tersebut telah disampaikan Smotrich ke pemerintah Israel sejak minggu lalu. Penutupan Kementerian Diaspora tersebut diusulkan bersama dengan penutupan lima kementerian Israel lainnya seperti Urusan Yerusalem, Warisan, Permukiman, Misi Nasional, Kerjasama Regional, dan Kesetaraan Sosial.
Tidak hanya menutup sejumlah kementerian, Smotrich juga mengusulkan untuk membekukan sebagian dana koalisi yang tidak sesuai dengan rekomendasi kementerian di tengah perang. Dengan begitu Kementerian Keuangan Israel dapat melakukan perombakan anggaran untuk sejumlah bidang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menteri (Bezalel Smotrich) diperkirakan akan membawa perubahan anggaran tersebut kepada pemerintah (Israel) minggu depan untuk mendapatkan persetujuan sebelum dilanjutkan ke undang-undang," tulis Jerusalem Post dalam laporannya.
Meski begitu, di sisi lain keputusan ini dinilai dapat memicu kekhawatiran para diaspora Yahudi dari berbagai negara. Sebab para diaspora ini memandang kementerian tersebut sebagai penghubung mereka dengan Israel.
Tidak hanya sebagai penghubung dengan Israel, kementerian ini juga sering kali digunakan para diaspora Yahudi dari seluruh dunia untuk memberikan dana atau sumbangan ke dalam negeri.
Sebagai contoh ada Federasi Yahudi Amerika Utara yang sempat memberikan bantuan darurat hingga US$ 638 juta atau Rp 9,82 triliun (kurs Rp 15.400/dolar AS) pekan lalu. Dari bantuan dana tersebut US$ 175 juta (Rp 2,69 triliun) di antaranya telah disalurkan melalui hampir 300 organisasi mitra dan LSM.
Simak juga Video: Kondisi 31 Bayi Prematur yang Dievakuasi dari RS Al-Shifa ke RS di Rafah