Menteri Pertanian Amran Sulaiman hari ini melakukan kunjungan ke Kantor Staf Kepresidenan menemui langsung Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. Produksi pangan di tengah siklus El Nino menjadi bahasan utamanya.
Amran bilang El Nino membuat siklus tanam di Indonesia menjadi mundur, termasuk prakiraan panen raya yang harusnya bisa terjadi di awal tahun depan. Maka dari itu produksi harus digenjot.
"Kita bahas pangan kemudian kondisi El Nino, kan sekarang masih El Nino, El Nino ini membuat masa tanam kita mundur karena begitu kencang ya tahun ini jadi masa tanam mundur," sebut Amran di Kantor KSP, Jakarta Pusat, Senin (20/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siasatnya ada dua agar produksi beras bisa bertambah di tengah siklus El Nino. Pertama, mempercepat tanam dan kedua membagikan bibit unggul gratis ke petani.
Dia mengaku saat ini sudah memobilisasi petani agar melakukan tanam cepat atau istilahnya disebut tanam culik. Lahan sawah yang baru dipanen langsung ditanami komoditas kembali dengan harapan panen jadi lebih cepat.
"Kita harus siasati pertama dengan tanam cepat. Insyaallah lusa kita ke Jawa Timur tanam cepat. Panen langsung kita tanam siasati itu namanya tanam culik istilahnya di lapangan," beber Amran.
Selain itu, Amran bilang siasat yang kedua adalah memberikan bibit gratis kepada tanah persawahan yang sudah ada saluran irigasinya. Jumlahnya kira-kira 1-1,5 juta hektare.
"Kedua adalah strategi kita seluruh tanah yang beririgasi di Indonesia mungkin 1-1,5 juta hektare kita memberikan insentif bibit benih gratis. Ini akan meningkatkan produksi. Jadi petani juga mau untuk melakukan tanam cepat," terang Amran.
Amran menyatakan berdasarkan hitungannya lahan tanam cepat tadi bisa menghasilkan 3 juta ton beras. Persis seperti jumlah kebutuhan beras nasional.
"Minimal 900 ribu (hektare) itu cukup, kalau di bawah itu 700, 600 apalagi 500 (hektare) itu pasti kekurangan beras 3 bulan kemudian. Jadi kalau bulan November tanam di bawah 1 juta, di bulan Januari akan kekurangan," sebut Amran.
(hal/rrd)