Anak Buah Sri Mulyani Sebut Sektor Keuangan RI Belum Bikin Happy, Kudu Piye?

Anak Buah Sri Mulyani Sebut Sektor Keuangan RI Belum Bikin Happy, Kudu Piye?

Samuel Gading - detikFinance
Rabu, 22 Nov 2023 14:44 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Ilustrasi/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan menilai kondisi sektor keuangan Indonesia belum terlalu menggembirakan. Sejumlah sektor ekonomi seperti perbankan, dana pensiun, dan asuransi disebut masih belum berkembang signifikan.

"Sektor keuangan kita belum terlalu menggembirakan untuk negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki penduduk 270 juta. Ekonomi kita sekarang US$ 1,3 triliun, perekonomian kita nomor 16 di dunia dari size GDP, tapi sektor keuangan masih underdeveloped," ucap Kepala BKF Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu dalam agenda Bank BTPN Economic Outlook 2024di Grand Ballroom Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Rabu (22/11/2023).

Febrio kemudian menjelaskan lebih rinci soal sejumlah sektor tersebut. Untuk sektor perbankan, ia menjelaskan ukuran aset bank per Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia masih berada di angka 59,5%. Data tersebut menunjukkan kedalaman sektor keuangan Indonesia masih dangkal, apalagi jika dibandingkan dengan negara ASEAN-5 seperti Malaysia (198,6%), Filipina (99,2%), Singapura (527,1%), dan Thailand (146,6%).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedalaman sektor keuangan diukur lewat sejumlah hal seperti jumlah aset bank, kapitalisasi, pasar modal, asuransi, dan dana pensiun. Oleh sebab itu, Febrio menjelaskan bahwa pemerintah sedang melakukan reformasi di sektor keuangan khususnya di sejumlah sektor non-bank.

"Ini tugas besar bagi kita sekarang sampai beberapa tahun ke depan. Sekarang kami sedang membuat peraturan pelaksana dari omnibus law di sektor keuangan," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Dalam 20 tahun mendatang, ia mengatakan sektor dana pensiun misalnya, diharapkan bisa mencapai 60% dari PDB seperti Malaysia. "Selain non bank, sisi permintaan sektor mikro dan UMKM ada tugas juga, inklusifitas masih rendah, literasi terutama untuk produk non bank masih rendah, jadi ini PR kita bersama," imbuhnya.

(ara/ara)

Hide Ads