Imbas Pemilu, Investor Diprediksi Wait and See Sampai Oktober 2024

Imbas Pemilu, Investor Diprediksi Wait and See Sampai Oktober 2024

Samuel Gading - detikFinance
Rabu, 22 Nov 2023 18:00 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Ilustrasi/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Pemilu 2024 disebut akan berdampak terhadap arus investasi. Menteri Keuangan periode 2013-2014 M Chatib Basri memperkirakan investor menahan diri atau wait and see sampai kabinet pemerintahan terbentuk usai Pemilu 2024. Jumlah putaran pada Pemilu disebutnya juga akan menjadi pertimbangan investor.

"Dugaan saya, saya tidak tahu satu atau dua putaran, tapi sejak Februari sampai Oktober 2024 saya kira itu proses investasi akan wait and see," ucap Chatib dalam agenda Bank BTPN Economic Outlook 2024 di Grand Ballroom Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Rabu (22/11/2023).

Chatib kemudian menjelaskan, bahwa investor menggunakan dua tolok ukur sebelum menanamkan modal. Keduanya adalah predictability atau prediksi, serta certainty atau kepastian. Sebanyak dua hal ini menjadi faktor penting sebab investor tentu tidak akan masuk jika tidak ada kepastian berusaha.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh sebab itu, ia menilai investor manapun pasti akan menunggu gelaran Pemilu 2024 rampung seutuhnya. Ini berarti sampai kabinet di pemerintahan baru terbentuk. Investor menunggu siapa saja sosok menteri dan jajaran pejabat eselon I yang akan mengisi masing-masing kementerian. Termasuk di antaranya adalah peluang terbentuknya kementerian dan lembaga baru.

"Saya kira itu proses investasi akan wait and see karena melihat siapa yang bekerja di dalam birokrasi dan pemerintahan. Mungkin ada juga kementerian baru, (dan) budgetnya belum ada jadi masuk DPR dulu. Jadi kita punya waktu 9 bulan untuk wait and see. Ini selalu terjadi di setiap Pemilu," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Selain itu, Chatib menilai ruang untuk perubahan kebijakan (policy change) sebenarnya tidak banyak. Pasalnya jika ingin pertumbuhan ekonomi mencapai 6-7%, ia mengatakan rasio pajak harus naik. Faktor berikutnya adalah Indonesia juga harus terlihat menarik di mata investor. Adapun hal lainnya, adalah perbaikan tata kelola pemerintahan.

Karenanya, Chatib mengatakan bahwa investor tidak akan terlalu khawatir mengenai Pemilu 2024. Namun yang pasti, investor tentu ingin adanya kepastian berusaha di Indonesia.

"Yang penting predictability dan certainty. Kalau dua ini oke investor biasanya masuk tapi menunggu sebab transisi itu tidak terhindarkan," pungkasnya.

(ara/ara)

Hide Ads