Wanti-wanti Pilih Pemimpin, Jokowi Persilakan Pilih Anies, Prabowo, atau Ganjar

Wanti-wanti Pilih Pemimpin, Jokowi Persilakan Pilih Anies, Prabowo, atau Ganjar

Ilyas Fadilah - detikFinance
Jumat, 24 Nov 2023 21:47 WIB
Prabowo, Anies dan Ganjar usai makan siang bareng Presiden Jokowi. (Marlinda Erwanti/detikcom).
Foto: Presiden Joko Widodo makan siang bareng Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Prabowo Subianto. (Marlinda Erwanti/detikcom).
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan pemilihan presiden tahun 2024, 2029 dan 2034 sangat krusial bagi Indonesia. Menurutnya presiden terpilih bakal menentukan berhasil tidaknya Indonesia menjadi negara maju.

"Dan kepemimpinan ke depan sangat-sangat menentukan. Di tahun 2024, tahun 2029, tahun 2034, itu sangat menentukan negara kita bisa melompat jadi negara maju atau tidak," katanya dalam Pembukaan Kongres HMI XXXII dan Munas Kohati XXV 2023, disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (24/11/2023).

Menurutnya sebuah peradaban hanya mendapat kesempatan satu kali untuk menjadi negara maju. Jika gagal memanfaatkan kesempatan itu, artinya sulit bagi suatu negara untuk menjadi negara maju.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia juga memperingatkan jangan sampai kemajuan yang telah dibangun Indonesia menjadi sia-sia karena salah memilih pemimpin. Tetapi ia menyerahkan pilihan tersebut kepada rakyat yang memiliki daulat.

"Jangan sampai kemajuan yang telah ada terbangun ini menjadi sia-sia karena perpecahan, karena kesalahan kita dalam memilih pemimpin. Sehingga sering saya bicarakan bolak-balik, hati-hati memilih pemimpin. Tapi semuanya kita serahkan kepada rakyat karena yang punya kedaulatan adalah rakyat," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Jokowi juga mempersilahkan rakyat memilih calon presiden pilihannya, baik itu Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, maupun Prabowo Subianto.

"Mau memilih Pak Anies, silakan. Mau memilih Pak Prabowo, silakan. Mau memilih Pak Ganjar, silakan. Asal jangan pilih pak Bahlil (Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi/Kepala BKPM)," cada Jokowi.

Pada kesempatan itu mantan Gubernur DKI Jakarta itu turut menyinggung negara-negara Amerika Latin yang gagal menjadi negara maju. Hal inilah yang harus dihindari oleh Indonesia.

"Peluang kita ada (jadi negara maju), kesempatan kita ada, opportunity-nya ada, tapi juga tantangannya sangat banyak. Negara-negara di Amerika Latin tahun 50-an, tahun 60-an sudah menjadi negara berkembang. Tapi sampai saat ini masih tetap menjadi negara berkembang, bahkan ada yang menjadi negara miskin. Inilah yang kita tidak mau, kesempatan, peluang yang ada harus kita manfaatkan," tegasnya.

(ily/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads