Quiet cutting atau pemutusan karyawan secara halus, mulai ramai di dunia pekerja. Menurut Ketua Umum Sumber Daya Manusia Indonesia (ISPI), Ivan Taufiza, tren ini merupakan respons dari 'quiet quitting' yang kerap dilakukan semasa pandemi oleh karyawan.
Quiet cutting sudah lama diterapkan dan memiliki ciri, yaitu karyawan dimutasi atau dibatasi pekerjaannya. Bila Anda merasakan hal ini berikut tips yang diberikan oleh Ivan Taufiza:
1. Ambil Sikap Terbuka
Mengadopsi mindset terbuka menjadi salah satu cara terbaik dalam menyikapi bermacam masalah. Hal ini juga disarankan oleh Ivan agar Anda tidak gegabah dalam mengambil keputusan dan justru tetap sukses dalam karir meskipun terkena quiet cutting.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
2. Segera Komunikasi ke Atasan
Komunikasi merupakan kunci dari banyak masalah, salah satunya quiet cutting. Komunikasikan lah keputusan ini kepada atasan Anda. Sampaikan bahwa Anda memiliki pikiran yang terbuka dalam mendapatkan kesempatan baru. Juga, ajaklah atasan Anda untuk berdiskusi hal apa yang bisa dikembangkan di posisi baru Anda.
Selain itu, Anda juga bisa mengomunikasikan hal ini kepada HR dan atasan dari bos Anda. Dengan begitu, Anda bisa saja mendapatkan perspektif baru sehingga peluang karir Anda bisa lebih besar.
3. Anggaplah Sebagai Kesempatan
Praktik quiet cutting bisa Anda jadikan sebagai kesempatan untuk menambahkan skill. Setelah menjalin komunikasi, Anda bisa mengajukan program untuk pengembangan diri demi terbangunnya karir dan perusahaan.
Itu dia tiga tips a la Ivan Taufiza dalam menghadapi quiet cutting. Kuncinya, mindset positif dan komunikasi merupakan kunci dalam menyikapi quiet cutting. Selamat mencoba!
(das/das)