Menurut Zulkifli Hasan awalnya Xi Jinping menawarkan kepada Jokowi seputar apa saja yang dibutuhkan Indonesia. Xi Jinping menyatakan apapun yang dibutuhkan Indonesia akan diberikan China.
"Saya juga mendampingi Presiden ke Tiongkok, bilateral. Presiden Tiongkok bertanya kepada Pak Jokowi, 'Presiden Indonesia yang kami muliakan, apapun yang Indonesia minta kami akan berikan, apa saja.'" ujar Zulhas yang mereka adegan pembicaraan antara kedua kepala negara itu di depan Komisi VI DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (27/11/2023).
Zulhas mengatakan saat ditanya itu, Jokowi pun menyebut bahwa Indonesia membutuhkan beras. Keterangan Jokowi langsung disambut baik oleh pemerintah China.
"Presiden (Jokowi) bilang 'yang lain-lain sudah semua, kereta cepat sudah semua. Tolong kami dibantu beras.' Dijawab lagi (oleh Xi Jinping). 'Apa saja yang diminta Indonesia akan diberikan, apa lagi beras.' Itu kira-kira begitu, tentu ada banyak lagi yang lain," jelasnya.
Sebagai informasi Indonesia berencana impor beras 1 juta ton dari China. Rencana itu merupakan hasil pembicaraan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping.
Namun rencana tersebut merupakan opsi terakhir untuk Indonesia jika mendesak membutuhkan pasokan beras. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas).
Ia menerangkan impor tersebut akan dilakukan jika Indonesia membutuhkan stok saat waktu yang genting. Karena menurutnya, pemerintah China telah menyiapkan stok apa bila Indonesia membutuhkan kapan pun.
"Kalau suatu ketika barang itu ada, disiapkan. Suatu ketika emergency, semua close, artinya dengan harga mahal pun, untuk kepentingan kebutuhan masyarakat, ya harus. Itu kan jalan terakhir," kata Buwas kepada detikcom di Kantor Pusat Perum Bulog, Jumat (17/11/2023).
Buwas mengakui bahwa harga beras dari China cukup mahal dibandingkan negara lainnya. Makanya, impor dari negara itu bukan jadi yang utama.
"Salah satunya kan harganya tidak masuk, kita tidak paksakan juga," jelasnya. (ada/hns)