Induk TikTok Bakal PHK Ratusan Karyawan Nuverse & Jual Mobile Legends

Induk TikTok Bakal PHK Ratusan Karyawan Nuverse & Jual Mobile Legends

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 29 Nov 2023 08:45 WIB
FILE PHOTO: A new Bytedance sign is seen on the facade of its headquarters in Beijing, China August 8, 2018. REUTERS/Stringer/File Photo ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. CHINA OUT.
Foto: Stringer/Reuters
Jakarta -

Perusahaan induk TikTok, Bytedance, berencana akan mundur dari industri video game dengan menutup Nuverse pada bulan depan. Seiring dengan langkah tersebut, akan dilakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ratusan karyawan.

Nuverse sendiri merupakan unit bisnis Bytedance yang merupakan pengembang video game. Sumber internal mengungkapkan, langkah perubahan ini dilakukan perusahaan dalam upaya untuk fokus pada bisnis intinya.

Dilansir dari CNN Business, Rabu (29/11/2023), informasi tentang perubahan ini disampaikan oleh perusahaan lewat pengumuman secara internal pada Senin kemarin. Ke depan, Nuverse masih akan mempertahankan beberapa operasinya, termasuk staf yang berfokus pada inisiatif eksplorasi. Namun tak dirinci berapa jumlahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perusahaan juga akan menghentikan pengembangan game yang belum dirilis, dan akan mencoba menjual judul-judul yang sudah ada, termasuk 'Crystal of Atlan' dan 'Earth: Revival'. Adapun kedua judul tersebut baru diluncurkan awal tahun ini.

Selain melakukan restrukturisasi, ByteDance sebelumnya juga dikabarkan sedang mencari pembeli untuk Moonton, sebuah studio video game yang dibelinya pada tahun 2021. Studio ini terkenal dengan game mobile hit 'Mobile Legends: Bang Bang'.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa kemarin, Juru Bicara ByteDance mengonfirmasi bahwa pihaknya telah mengambil keputusan untuk merestrukturisasi bisnis gamenya usai peninjauan baru-baru ini.

"Kami secara teratur meninjau bisnis kami dan melakukan penyesuaian untuk fokus pada area pertumbuhan strategis jangka panjang," katanya.

ByteDance sendiri terjun ke dunia game pada tahun 2019. Sejak saat itu, ByteDance gagal membuat terobosan signifikan melawan pemimpin industri Tencent dan NetEase. CEO Niko Partners, Lisa Hanson berpandangan, padahal perusahaan telah mengeluarkan investasi besar untuk itu.

"Dalam kasus ByteDance, perusahaan tersebut telah berinvestasi banyak dalam bisnis game tetapi tidak meraih kesuksesan besar," ujar Hanson.

Hanson berpendapat, ByteDance hanya ingin mengurangi kerugiannya, terutama karena game masih merupakan bagian kecil dari bisnisnya. Secara keseluruhan, Nuverse diperkirakan hanya menyumbang sekitar 1% atau kurang dari total pendapatan sehingga tak akan berdampak besar pada bisnisnya.

Di sisi lain, Analis Riset Asosiasi di S&P Global Market Intelligence, Neil Barbour menilai, industri game secara lebih luas juga tengah menghadapi tantangan. Pendapatan game seluler menurun sementara biaya akuisisi pengguna meningkat.

"Jadi, beberapa penerbit memanfaatkan momen ini untuk menilai kembali pertaruhan besar yang ditempatkan pada industri ini dan menyimpulkan bahwa hasil yang menguntungkan mungkin membutuhkan waktu lebih lama dari yang diharapkan atau sama sekali di luar jangkauan," ujar Barbour.

(shc/rrd)

Hide Ads