Selepas magrib, pemandangan yang sama setiap harinya tampak di sepanjang ruas jalan Matraman hingga Jatinegara. Satu demi satu para pedagang 'dadakan' menyiapkan dagangannya.
Para pedagang tersebut merupakan pedagang obat kuat yang sehari-hari mencari cuan di sepanjang jalan Matraman hingga Jatinegara. Wilayah tersebut memang dikenal cukup lama sebagai 'markas' pedagang obat kuat. Mereka biasa menawarkan dagangannya di atas gerobak yang dimodifikasi layaknya warung.
Gerobak-gerobak yang dimodifikasi ini dilengkapi dengan nomor yang berbeda antara satu dengan yang lain. Keberadaan nomor-nomor ini seolah telah menjadi ciri khas warung yang menjual obat perkasa tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbagai obat kuat dijual para pedagang, dari yang murah hingga mahal. Obat-obat itu dipajang di rak-rak yang tersusun rapi.
"Yang impor, apa yang biasa? Kalau yang impor, Viagra bagus, paling bagus Viagra," kata Seno (bukan nama sebenarnya), salah seorang pedagang saat menawarkan dagangannya, Selasa malam (28/11/2023).
Seno mengaku, menjual produk lokal maupun luar negeri. Ia menyebut produk luar seperti Viagra memiliki khasiat yang lebih unggul dibanding produk lokal. Khasiat Viagra terhadap keperkasaan pria bisa bertahan seharian.
"Seharian efeknya ini, yang penting jangan kena susu, air kelapa, jeruk," ujarnya.
Selain Viagra, ia mengatakan juga menjual obat kuat luar lain yakni Cialis. Sementara, obat kuat lokal yang ia jual di antaranya Jaguar dan Urat Madu.
Harga obat kuat ini beragam. Seno membandrol Viagra seharga Rp 50 ribu per tablet. Pelanggan akan mendapat harga miring jika membeli 3 tablet sekaligus yakni Rp 100 ribu.
Sementara, Cialis dijual Seno seharga Rp 40 ribu per tablet. Kemudian, untuk Jaguar dihargai Rp 25 ribu per kemasan yang isinya 2 tablet. Lalu, untuk Urat Madu dijual seharga Rp 15 ribu dengan isi 2 tablet.
Pedagang lain Fauzi juga menyebut jika Viagra paling unggul di antara obat kuat lain. Di tempatnya, Viagra dijual per satuan maupun per satu botol plastik berisi 30 tablet.
Untuk satuan, ia melepas Viagra seharga Rp 50 ribu. Sama dengan Seno, ia menjual 3 tablet Viagra seharga Rp 100 ribu. Jika membeli satu botol, Fauzi memberikan harga Rp 500 ribu.
"Kasih gope (Rp 500 ribu) aja, kalau saya ngeteng 3 Rp 100 ribu," ujarnya.
Fauzi pun mengingatkan, Viagra berbeda pil biru. Meski sekilas bentuk dan warnanya hampir sama, terdapat perbedaan pada dua obat ini. Viagra terdapat tulisan Pfizer pada obatnya, sedangkan pil biru hanya tertulis 1000mg.
Lebih lanjut, untuk Cialis, Fauzi menjualnya seharga Rp 30 ribu per tablet. Lalu, untuk satu botol plastik berisi 10 tablet dijual seharga Rp 150 ribu.
Selain itu, Fauzi juga menjual beberapa obat kuat lokal seperti King Sultan, Urat Madu, dan Tongkat Arab. Produk-produk lokal itu dijual Fauzi seharga Rp 15 ribu per kemasan, di mana tiap kemasan berisi 2 tablet. Lalu, jika pelanggan membeli 2 kemasan sekaligus ia memberikan harga yang lebih murah yakni Rp 25 ribu.
"Sama, Rp 15 ribu (satu kemasan), Rp 25 ribu 2 (kemasan). Isinya 2," ujarnya.
(acd/das)