.webp)
Yield adalah istilah yang berkaitan dengan dunia investasi. Istilah ini merujuk pada keuntungan yang didapat seorang investor setelah melakukan investasi saham dalam jangka waktu tertentu.
Umumnya, seorang investor mengharapkan keuntungan dari investasi yang telah dilakukannya. Namun, apabila investor tidak dapat memperhitungkan yield dengan benar, maka investasi yang dilakukan bisa berpotensi merugi.
Nah, bagi Anda yang baru mulai berkecimpung di dunia investasi, simak penjelasan mengenai yield, jenis, dan cara menghitungnya berikut ini!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Itu Yield?
Menurut situs Investopedia, yield adalah pendapatan yang diterima dan direalisasikan dari hasil investasi dalam periode waktu tertentu. Pengertian lainnya, yield adalah ukuran dari aliran dana (cash flow) yang didapat investor setelah melakukan investasi dalam jangka waktu tertentu.
Sebenarnya, ada beberapa istilah dalam dunia investasi yang mengacu pada keuntungan atau profit, di antaranya gain, return, dividen, dan masih banyak lagi. Namun, istilah yield lebih merujuk pada keuntungan yang didapat dari imbal hasil sebuah saham bagi para pemegangnya.
Untuk mengetahui nilai yield, Anda dapat menghitungnya dengan membagi imbal hasil yang didapat dengan nilai pokok investasi. Bila dituliskan, secara umum rumus menghitung yield adalah sebagai berikut:
- Yield = Imbal Hasil/Nilai Pokok x 100 Persen
Semakin besar nilai yield, maka semakin besar pula kemungkinan untuk menanamkan modal pada suatu perusahaan. Biasanya, nilai yield dihitung secara tahunan. Meski demikian, ada juga yang menghitung yield secara kuartal atau bulanan.
Jenis-Jenis Yield dan Cara Menghitungnya
Sebelum mulai berinvestasi, ada baiknya Anda mengetahui jenis-jenis yield beserta cara menghitungnya. Berikut penjelasan secara rincinya:
1. Current Yield
Current yield adalah jenis keuntungan yang akan diterima saat ini (on-time). Untuk mengetahuinya, Anda bisa melakukan perbandingan kupon yang ditawarkan oleh investor dengan harga obligasi di pasar.
Rumus menghitung current yield adalah sebagai berikut:
- Current yield = (nilai obligasi x %pertumbuhan tahunan) / harga saham saat ini x 100 persen
Dikutip dari buku Pasar Modal dan Manajemen Portofolio oleh Mohamad Samsul, apabila modal yang diinvestasikan lebih besar dari nilai nominal, maka current yield akan berada di bawah tingkat kupon. Sedangkan jika modal yang diinvestasikan lebih rendah dari nilai nominal, maka current yield akan berada di atas kupon.
2. Yield Dividend
Yield dividend adalah besarnya persentase dari nilai dividen atau bagi hasil dengan harga per lembar saham. Perlu diketahui, nilai dividend selalu berubah dan tidak tetap. Berikut rumus perhitungannya:
- Yield dividend = (Nilai Obligasi / Keuntungan Per Lembar Saham) X 100 persen.
3. Yield to Maturity
Yield to maturity merupakan hasil yang akan diterima investor dari awal hingga masa tenor tertentu. Masih dikutip dari sumber yang sama, jenis yield ini digunakan dengan memperhitungkan sisa maturity obligasi yang harus dijalani.
Rumus perhitungannya yield to maturity mirip dengan current yield. Hanya saja, jenis yield ini dapat memprediksi untuk kurun waktu yang panjang. Rumus perhitungannya adalah:
- Yield to Maturity = [Return + (Nilai Obligasi Sekarang - Nilai Obligasi Terakhir) / Tenor Obligasi] / [(Nilai Obligasi Terakhir + Nilai Obligasi Sekarang) / 2] X 100 per lembar.
4. Yield to Call
Yield to call adalah jenis yield yang membandingkan nilai obligasi terakhir dengan nilai obligasi sekarang atau sampai masa tenor berakhir. Rumus perhitungannya adalah:
- Yield to call = [Return + (Nilai Obligasi Sekarang - Nilai Obligasi Terakhir) / Tenor Sampai Calling Saham] / [(Nilai Obligasi Terakhir + Nilai Obligasi Sekarang) / 2] X 100 persen
Itulah pengertian yield, jenis, dan cara menghitungnya. Pada intinya, segala sesuatu yang berkaitan dengan profit penjualan hingga bagi hasil (dividen) disebut dengan yield.
(row/row)
