Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pemerintah telah sepakat untuk meningkatkan pinjaman luar negeri untuk belanja senjata alias Alat Utama Sistem Senjata (alutsista). Hal ini diputuskan dalam rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dilakukan di Istana Bogor, Selasa kemarin.
Sri Mulyani memaparkan untuk tahun 2020-2024 alokasi pinjaman luar negeri untuk alutsista disepakati US$ 20,75 miliar atau sekitar Rp 319,55 triliun (kurs Rp 15.400). Alokasi tersebut akan ditingkatkan menjadi US$ 25 miliar atau sekitar Rp 385 triliun.
"Kemenhan ini ada alokasi yang cukup signifikan dari pinjaman luar negeri, untuk tahun 2020-2024 waktu itu sudah disetujui bapak presiden US$ 20,75 miliar, untuk periode 2020-2024, nah kemarin karena ada perubahan maka alokasi untuk 2024 menjadi US$ 25,0 miliar," sebut Sri Mulyani di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (29/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, untuk jangka waktu panjang ke 2034, rencana dan strategi alutsista termasuk alokasi pinjaman luar negerinya masih tetap di angka US$ 55 miliar.
Sri Mulyani mengatakan alokasi itu naik untuk merespons kebutuhan kondisi alutsista di tengah gonjang-ganjing geopolitik dunia.
"Kebutuhannya memang disampaikan Kemenhan untuk menanggapi kebutuhan sesuai kondisi alutsista dan kemudian ancaman serta peningkatan dinamika geopolitik dan geosecurity," ujar Sri Mulyani.
"Di sisi lain masih sesuai dengan rencana kita dari sisi perencanaan penganggaran jangka panjang," katanya.
(hal/rrd)