Sepanjang jalan Matraman menuju Jatinegara punya pemandangan yang berbeda di malam hari. Di sana, terdapat para pedagang obat kuat yang menjajakan dagangannya di gerobak-gerobak yang dimodifikasi layaknya warung.
Meski buka tiap malam, tak semua malam akan ramai pembeli. Pedagang mengaku ada malam-malam 'keramat' alias malam khusus yang ramai pelanggan.
"Malam Jumat, malam Kamis, malming (malam Minggu)," kata salah seorang pedagang, Seno kepada detikcom beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seno mengaku, konsumennya beragam. Ada yang muda dan ada juga yang lanjut usia. Umumnya, kata dia, pria yang telah berumah tangga. "Campur, ada juga yang muda, yang tua ada, banyak, macam-macam, kadang aki-aki. Paling banyak orang yang rumah tangga. Orang-orang berumur banyak," ujar Seno.
Dia menyebut, orang kantoran juga membeli obat kuat dagangannya. Lokasi jualan yang strategis membuat konsumen mampir. "Ya orang kantor, kadang balik gawe, kan ini kan melintas ke Bekasi. Orang balik gawe, sore malam," ujarnya.
Sementara, pedagang lain Fauzi mengatakan, konsumennya tidak menentu. Namun, dia menyebut, kadang konsumennya membeli obat kuat bersama pasangannya. "Nggak nentu, kadang cewek juga ada, cewek ama cowoknya juga ada," ujarnya.
Dia juga mengatakan, orang-orang kantoran juga membeli obat kuat. Orang-orang tersebut membeli selepas kerja. Tak cuma itu, ia juga menyebut, pria yang berumur juga membeli dagangannya. "Tua-tua kayaknya Cialis sasarannya, kalau anak muda Viagra, tergantung orangnya," ungkapnya.
Lebih lanjut, Fauzi juga mengungkap alasan adanya nomor pada warung-warung pedagang obat kuat. Diamengatakan, angka atau nomor yang sengaja dipasang sebagai penanda. Sehingga, konsumen mengingat tempat di mana ia beli obat kuat. "Kadang-kadang orang, kita punya langganan nggak tahu tempat-tempatnya. Kita nomorin," katanya.
Saat ditanya bagaimana pemilihan nomor atau angka tersebut, dia mengatakan hanya mengacak alias asal-asalan. "Ngacak aja," kata pria paruh baya tersebut.
Menurutnya, keberadaan angka sebagai penanda ini penting. Hal ini mengingat karakter pedagang yang berbeda-beda. Ada yang mengambil untung besar, sedang, atau yang terpenting mendapat pelanggan.
Baginya, dalam berdagang pasti mengambil untung. Namun, ia menuturkan, paling penting ialah mendapat pelanggan setia. Dari situ, ia mengaku dagangan yang dijual cepat laku.
"Kadang-kadang setiap pedagang beda-beda, ada yang ambil untung gede, ada yang ambil sedang, ada yang langganan. Kalau saya terus terang kalau orang dagang pasti ambil untung. Kita asal kebagian, lancar, langganan, makanya Viagra saya cepat habis," jelasnya.
(acd/fdl)