Luhut Ikut Bicara di KTT Iklim Dubai, Kirim Pesan Video Buat Delegasi

Luhut Ikut Bicara di KTT Iklim Dubai, Kirim Pesan Video Buat Delegasi

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Minggu, 03 Des 2023 16:53 WIB
Luhut Resmi Buka Hub Space  X KAI Expo 2023
Ilustrasi/Foto: Andhika Prasetia
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mulai muncul ke publik usai menjalani perawatan insentif untuk kesehatannya sejak awal Oktober 2023 yang lalu. Hingga kini Luhut diketahui masih di Singapura untuk pemulihan kesehatannya.

Setelah sempat menghadiri secara langsung pelantikan Letjen Maruli Simanjuntak sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Kini Luhut muncul dan ikut bicara dalam KTT World Climate Action COP28 di Dubai.

Namun, kehadirannya di KTT perubahan iklim itu tidak datang secara langsung namun lewat rekaman pesan video yang ditayangkan dalam salah satu sesi diskusi di Indonesia Paviliun soal pembiayaan Just Energy Transition Partnership (JETP) Indonesia di Dubai, Sabtu 2 Desember kemarin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pesannya, Luhut mengatakan JETP telah meluncurkan Rencana dan Kebijakan Investasi Komprehensif (Comprehensive Investment and Policy Plan/CIPP) di Indonesia yang menjadi tonggak sejarah penanganan krisis iklim di Indonesia.

"Peluncuran CIPP JETP menandai tonggak sejarah komitmen Indonesia dalam mengatasi krisis iklim. Hal ini juga menunjukkan kolaborasi antara Indonesia sebagai negara berkembang dan negara maju," ujar Luhut dalam siaran pers resmi Kemenkomarves, Minggu (3/12/2023).

ADVERTISEMENT

Luhut juga meminta dunia internasional untuk tidak melakukan pendekatan yang biasa-biasa saja terkait pendanaan iklim. Maksudnya, pendanaan transisi energi selama ini diberikan dengan harapan pengembalian modal yang besar bagi negara-negara maju.

"Pendanaan iklim yang tersedia saat ini sebagian besar mengadopsi pendekatan business as usual, pendanaan menuntut pengembalian modal seperti biasanya, yang dapat membebani negara berkembang. Kita perlu menemukan cara yang lebih baik untuk memobilisasi dan berbagi teknologi dan modal, sehingga negara-negara berkembang dapat terus tumbuh dan berkembang," ungkap Luhut.

"Sekali lagi saya hanya ingin menekankan bahwa menurut saya, kolaborasi antara negara berkembang dan negara maju sangat penting dalam program ini," tambahnya

JETP sendiri merupakan sebuah kemitraan transisi energi bersih senilai US$ 20 miliar yang melibatkan Indonesia dan negara-negara yang tergabung dalam International Partners Group (IPG). IPG terdiri dari Amerika Serikat (AS), Jepang, Kanada, Denmark, Uni Eropa, Jerman, Perancis, Norwegia, Italia, dan Inggris.

Sesi COP28 JETP ini diselenggarakan oleh Kemenko Marves dan Standard Chartered. Sesi ini merupakan diskusi publik tingkat tinggi pertama sejak JETP meluncurkan Rencana Investasi dan Kebijakan Komprehensif (Comprehensive Investment and Policy Plan/CIPP) bulan lalu yang merinci rencana pembiayaan, termasuk daftar proyek-proyek hijau prioritas yang berpotensi mendapatkan pendanaan.

Diskusi itu menghadirkan pembicara-pembicara lainnya seperti Deputi Bidang Infrastruktur dan Transportasi dari Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin, Asisten Menteri Keuangan Amerika Serikat untuk Pasar Internasional Alexia Latortue, Deputi Direktur Jenderal Kementerian Keuangan Jepang Tomoyoshi Yahagi, Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo, dan Wakil Presiden Direktur Standard Chartered ASEAN Bapak Rino Donosepoetro.

Dalam sesi tersebut, Rachmat yang juga jadi pembicara mengatakan Indonesia sekarang terbuka untuk bisnis energi terbarukan. Dia juga menekankan proses perumusan CIPP telah dilakukan dengan transparan dan inklusif.

"Kami membuka dapur kami, kami mengundang mitra-mitra internasional dengan reputasi baik seperti IEA, Bank Dunia, UNDP dan ADB sehingga semua orang dapat melihat apa yang terjadi karena kami ingin transparan, dan saya berharap semoga semua pihak belajar sesuatu melalui proses ini," kata Rachmat.

(hal/rir)

Hide Ads