Jokowi Kaget Lihat Sertifikat Tanah Elektronik Hanya Selembar, Bisa Jadi Agunan Bank

Jokowi Kaget Lihat Sertifikat Tanah Elektronik Hanya Selembar, Bisa Jadi Agunan Bank

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 04 Des 2023 14:01 WIB
Jokowi Serahkan sertifikat tanah elektronik secara simbolis/Via YouTube Kementerian ATR/BPN
Foto: Via YouTube Kementerian ATR/BPN
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini meluncurkan sertifikat tanah elektronik yang diserahkan kepada 2 juta lebih penerima di seluruh Indonesia. Menurutnya, sertifikat ini bisa 'disekolahkan' alias menjadi agunan atau jaminan pinjaman ke bank.

Menurutnya, bentuk sertifikat elektronik lebih ringkas daripada sertifikat tanah biasanya. Sertifikat elektronik menjadi bukti Kementerian ATR/BPN mampu mengimplementasikan layanan digital.

"Saya ucapkan selamat dan apresiasi tinggi atas langkah kementerian atr BPN melakukan digitalisasi layanan pertanahan melalui sertifikat tanah elektronik. Implementasi digital melayani, saya kaget yang diserahi satu lembar. Ini nanti juga bisa agunan. Pak Hadi sampaikan bisa, nanti banknya saya tanya," ungkap Jokowi dalam acara penyerahan di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (4/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mestinya semua serba digital, perbankan bisa mendahului lah. Saya kira nggak ada masalah," lanjutnya.

Namun Jokowi menekankan kepada masyarakat yang menjadi penerima sertifikat elektronik agar tidak asal-asalan bila ingin menjadikan sertifikat tanahnya untuk agunan pinjaman ke bank.

ADVERTISEMENT

Jokowi meminta agar sebelum sertifikat jadi agunan, masyarakat menghitung terlebih dahulu apakah bisa membayar kredit yang ditawarkan bank.

"Tolong kalau mau dipakai agunan ke bank dihitung, dikalkulasi betul, bisa cicil ndak bulanannya? Pokoknya? Untung usaha berapa dihitung semuanya? Jangan sampai sertifikat diserahkan dipakai agunan bank 2 tahun sertifikat hilang. Ini hati-hati," beber Jokowi.

Dirinya yakin usai pembagian sertifikat tanah ini permintaan pinjaman ke bank dengan agunan sertifikat akan meningkat. Jokowi tak melarang hal tersebut, hanya saja dia kembali mengingatkan agar masyarakat berhitung terlebih dahulu.

"Coba dilihat di perbankan naiknya berapa, pasti naik drastis karena banyak sekali sertifikat disekolahkan dipakai untuk modal kerja, ya nggak apa-apa, tetapi dihitung dulu," tegas Jokowi.

(hal/rrd)

Hide Ads