Pandemi berdampak pada perekonomian seorang petani di Kabupaten Merauke, Papua Selatan, tepatnya di Distrik Tanah Miring. Petani bernama Rohadi tersebut mengatakan sejak saat itu ia banting setir menjadi peternak sapi.
Awalnya Rohadi memelihara tiga ekor sapi. Lambat laun, ia pun ingin mengembangkan usahanya agar lebih baik. Ia pun mengajukan kredit kepada BRI sebesar Rp 50 juta sebagai suntikan modal mengembangkan usahanya. Modal tersebut ia belikan sembilan ekor sapi.
"Sembilan ekor itu kita ada penggemukan, ada pembibitan. Mulai itu mulai berkembang sampai 17 ekor. Setelah 17 ekor kita hentikan kredit di bank, kita mulai mandiri sekarang berkembang menjadi 27 ekor (termasuk anakan)," kata Rohadi ditemui di peternakannya, beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain pembibitan, Rohadi memutar roda usahanya dengan program penggemukan sapi. Ia membeli sapi yang kondisinya kurus, kemudian dirawat hingga menjadi gemuk. Setelah cukup bernilai, ia menjual sapi tersebut.
"Kalau penggemukan kita beli kurus harga Rp 10 juta, nanti kita gemukan jangka tiga bulan agak gemuk kita lepas kembali," kata Rohadi.
![]() |
Proses perawatan yang dilakukan Rohadi terbilang sukses. Salah satu sapi yang ia pelihara bahkan berhasil menyabet juara dalam kontes sapi peternakan se-Distrik Tanah Miring pada Agustus tahun ini.
Menurut Rohadi kontes tersebut diadakan sebagai bagian dari mempromosikan sapi-sapi peternakan di Tanah Miring sekaligus menyosialisasikan peluang usaha ternak sapi hasil inseminasi buatan (IB).
"Itu kita ada kontes dari teman-teman pencinta ternak, ingin mengenalkan bahwa sapi IB-an (inseminasi buatan) itu untungnya besar. Makanya kita ada niat untuk ikutkan kontes," terangnya.
Sapi yang dilombakan Rohadi berjenis Brangus. Jenis ini merupakan persilangan sapi betina Brahman (Bos indicus) dan pejantan Aberden Angus (Bos taurus). Sapi ini memiliki perawakan leher dan telinga pendek, punggung lurus, badan kompak dan padat, kaki kuat dan kokoh serta seluruh tubuh berwarna hitam.
Adapun penilaian kontes meliputi kesehatan fisik, berat badan, hingga postur tubuh. Sapi Brangus milik Rohadi memiliki bobot 550 kg atau 5,5 kwintal di usianya 2 tahun tiga bulan. Sapi tersebut keluar sebagai juara kedua. Menurut Rohadi, sapi tersebut kini diperkirakan bernilai lebih dari Rp 35 juta.
![]() |
Rohadi mengatakan perawatan yang dilakukan meliputi pembersihan kandang satu kali dalam sehari, pemberian pakan berjadwal, dan pemberian pakan tambahan berupa dedak dan ampas kulit kedelai sebagai sumber protein.
"Kalau pagi kita kondisikan kandang dulu, mulai pembersihan kandang, baru jam 7 itu kita cari pakan. Jam 3 (sore) baru kita kasih pakan separuh porsi, jam 5 (sore) itu kita combor (pakan tambahan), Magrib atau jam 6 (sore) itu kita kasih semua porsinya, full (1 bak)," ungkapnya.
Rohadi pun berterima kasih kepada BRI karena dalam masa pengembangan peternakannya telah dibantu dalam mendapatkan modal usaha. Selain itu, salah satu putri Rohadi pun mendapatkan beasiswa jalur prestasi dari BRI.
"Saya sangat berterima kasih kepada pihak BRI bahwa telah membantu peternak kecil seperti saya. Karena adanya BRI kita sangat terbantu untuk modal peternakan ini," kata Rohadi.
"Saya juga terima kasih kepada BRI yang telah memberikan beasiswa kepada anak saya Ana. Mudah-mudahan kelanjutannya ada anak-anak berprestasi lagi seperti anak saya," pungkasnya.
detikcom bersama BRI mengadakan program Jelajah Desa BRILian yang mengulas potensi dan inovasi desa di Indonesia baik dari segi perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata serta dampaknya terhadap masyarakat lokal maupun nasional. Untuk mengetahui informasi program Desa BRILian lebih lanjut, ikuti terus informasinya hanya di jelajahdesabrilian.detik.com!
(akd/ega)