Industri kelapa di Lampung berserta olahan turunannya diminati oleh pasar global. Bahkan negara seperti Amerika, China, Belanda, Australi, dan Jepang turut menikmati kesegaran kelapa Lampung.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan potensi tersebut harus dimaksimalkan oleh seluruh pihak. Sehingga industri kelapa khususnya di Lampung bisa memberikan dampak yang lebih besar bagi kesejahteraan masyarakat.
"Bersamaan dengan upaya peningkatan harga kelapa untuk mensejahterakan petani, diperlukan langkah-langkah strategis untuk mencapai sektor kelapa berkelanjutan yang mencakup perbaikan menyeluruh baik di tingkat hulu maupun hilir," kata Zulhas di acara 59th ICC Session & Ministerial Meeting, Bandar Lampung, Selasa (5/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Acara tersebut turut dihadiri oleh Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, perwakilan pengusaha industri kelapa dari sejumlah negara, jajaran Kemendag, dan Pemprov Lampung.
Zulhas yang juga Ketum PAN ini mengatakan untuk memaksimalkan potensi tersebut perlu diperkuat dengan kolaborasi. Pemerintah, pelaku usaha, dan petani harus bersama-sama memiliki visi dan misi yang sama untuk memajukan industri kelapa.
"Kolaborasi adalah kunci. ICC dan seluruh negara anggota harus memperkuat sinergi dengan seluruh pemangku kepentingan, untuk mendukung penelitian dan pengembangan yang transfer teknologi, dan program sektor kelapa berkelanjutan serta implementasi berkelanjutan," jelasnya.
Sementara itu, Arinal Djunaidi mengakui bahwa industri kelapa di Lampung diminati banyak negara.
"Kelapa jadi salah satu komoditi andalan dari Lampung saat ini total produksi 78.521 ton. Tujuan ekspor Amerika, China, Belanda, Australi, dan Jepang," ungkap Arinal.
Dia menjelaskan ada sejumlah olahan turunan dari kelapa yang diminati. Tak Tanya itu, untuk permintaan kelapa bulat pun cukup tinggi.
"(Turunan kelapa yang diminati negara asing) Santan, karbon aktif, briket, sabun, sabut kelapa, kopra, nata de coco, minyak kepala, dan kelapa utuh," jelasnya.
Khusus di Lampung, dia menjelaskan industri tersebut saat ini juga sedang mengalami pertumbuhan dibandingkan tahun lalu.
"Triwulan 3 (2023) sektor perdagangan tumbuh 10,3% dibanding 2022 dan menjadi sektor perdagangan utama ketiga di Lampung," tutupnya.
(ncm/ega)