Budi Waseso (Buwas) yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama Bulog kini digeser menjadi Komisaris Utama PT Semen Indonesia. Koordinator Stafsus Presiden, Ari Dwipayana meyakini pergeseran itu berdasarkan hasil evaluasi.
Awalnya Ari ditanya apakah pergeseran Budi Waseso menjadi Komut PT Semen Indonesia karena kedekatannya dengan pasangan calon nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud Md. Ari menjawab tidak mengetahui terkait hal itu.
"Saya tidak punya komentar spesifik soal itu," kata Ari kepada wartawan, di Kemensetneg, Jakarta Pusat, Rabu (6/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ari menekankan setiap penunjukan jabatan pasti melewati kriteria dan persyaratan yang diberikan. Dia juga yakin ada hasil evaluasi terkait pergeseran itu.
"Penunjukan, ,pengangkatan itu sudah ada kriteria persyaratan yang diberikan dan saya kira itu evaluasi juga dilakukan, tentu evaluasi terhadap kinerja. Proses pengangkatan, proses pemberhentian itu menjadi domain yang secara profesional tentu masing-masing punya ukuran," ucapnya.
Alasan Erick Thiohir Geser Budi Waseso
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menunjuk Bayu Krisnamurthi sebagai Direktur Utama Perum Bulog melalui Surat Keputusan Menteri BUMN nomor SK-341/MBU/12/2023 tanggal 1 Desember 2023 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perum Bulog.
Erick Thohir mengaku dirinya memiliki rencana besar untuk Perum Bulog. Ia ingin menjadikan Bulog sebagai stabilisator harga pangan.
Hal itu diungkap Erick saat ditanya mengenai alasan menggeser posisi Budi Waseso (Buwas) dari Direktur Utama Bulog menjadi Komisaris Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Erick mulanya mengatakan, tidak ada persoalan dalam pergeseran posisi tersebut. Menurutnya, itu hanya rotasi biasa.
"Nggak ada apa-apa, rotasi seperti biasa," katanya di Kompleks DPR Jakarta, Senin (4/12/2023) kemarin.
Selanjutnya, dia mengatakan, langkah ini untuk mensinergikan antara Bulog, Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Kementerian Pertanian. Ia mengatakan, hal tersebut untuk mengembalikan Bulog sebagai stabilisator harga pangan.
"Kan memang mensinergikan namanya Bulog dengan Badan Pangan, dan juga Kementerian Pertanian yang diharapkan juga nanti Kemenkeu dan semua menyeujui Bulog kembali sebagai stabilisator," katanya.
Simak juga Video: Antrean Penerimaan Beras Subsidi di Purwakarta Mengular