Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan kondisi ekonomi global semakin terfragmentasi, di mana terjadi perubahan cara pandang dalam hubungan internasional, perdagangan dan investasi. Negara-negara semakin mementingkan kelompoknya sendiri dan menganggap orang di luar kelompoknya sebagai musuh.
Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Abdurohman mengatakan salah satu yang menjadi isu yakni munculnya tekno-nasionalisme (techno-nationalism) di mana negara-negara bersaing untuk menjadi yang paling maju dalam pemanfaatan teknologi. Ia mewanti-wanti fenomena ini bisa berdampak terhadap rantai pasok semikonduktor di Tanah Air.
"Sekarang perang sudah bukan tembak-tembakan lagi. Beberapa teknologi yang critical itu mereka mulai protect untuk tidak keluar kemana-mana, termasuk US ada chip act yang mulai melarang investasi teknologi tinggi di China. Tantangan bagi Indonesia mungkin sedikit banyak ada pengaruhnya terutama semikonduktor," kata Abdurohman di sela Annual International Forum on Economic Development and Public Policy (AIFED) ke-12 di Grand Hyatt Bali, Kamis (7/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Abdurohman, saat ini pemerintah harus lebih kerja keras lagi untuk bisa menarik investasi terutama supplier dari beberapa komponen semikonduktor dan turunannya agar masuk ke Indonesia.
"Kita harus kerja keras untuk bisa menarik investasi terutama supplier dari beberapa komponen yang sangat penting untuk masuk ke Indonesia. Beberapa waktu lalu Bu Menteri (Keuangan Sri Mulyani Indrawati) ke Apple dan Apple akan support Indonesia untuk mendorong supplier ke Apple investasi ke Indonesia. Saya kira ini juga sinyal penting bahwa kalau bisa menarik mereka ke sini akan sangat bagus," tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Staf Khusus Kementerian Keuangan Yustinus Prastowo menilai Indonesia memiliki sumber daya yang mumpuni untuk pembangunan industri semikonduktor di dalam negeri. Untuk itu, hilirisasi industri dinilai perlu terus diperkuat.
"Semikonduktor itu bagian dari pengembangan industri yang lebih advance seperti solar panel itu juga butuh semikonduktor, kemudian otomotif juga semikonduktor. Kalau bisa masuk ke Indonesia, kita bisa create nilai tambah yang lebih besar lagi," terangnya.
Dalam sesi presentasi, Profesor University of California - Berkeley Barry Eichengreen mengatakan posisi Asia Tenggara termasuk Indonesia bisa diuntungkan di tengah ketidakpastian global saat ini. Asalkan negara siap menghadapinya.
Sebagai contoh Meksiko disebut telah melampaui Tiongkok sebagai sumber impor Amerika Serikat (AS) dan AS mengimpor lebih banyak dari Kanada, Meksiko, Taiwan, Vietnam, termasuk Indonesia. Kondisi tersebut juga mendorong peningkatan pangsa ekspor Asia ke AS.
"Negara-negara dengan ekosistem perdagangan, industri dan investasi yang kuat berpotensi menarik peluang relokasi dari Tiongkok, sementara negara yang tidak siap berisiko terdampak perlambatan pertumbuhan global karena fenomena ini," tutur Barry.
Lihat juga Video 'Momen Jokowi Hadiri Sail Teluk Cendrawasih: Dorong Wisatawan-Investor: