Ada Rumah Sakit Apung, Warga Seget Tak Perlu Lagi Rogoh Rp 1 Juta ke Sorong

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Sabtu, 09 Des 2023 17:37 WIB
Foto: Dok. Pertamina International Shipping (PIS)
Sorong -

Tidak mudah untuk mendapatkan layanan kesehatan di Distrik Seget. Distrik tersebut masuk ke dalam administrasi Kota Sorong, Papua Barat Daya. Posisi Seget yang cukup terpencil di pesisir barat daya Sorong membuat layanan kesehatan bagi distrik dengan jumlah penduduk 4.282 orang ini menjadi masalah.

Layanan kesehatan yang bisa didapatkan dengan mudah oleh warga Seget satu-satunya hanya lah sebuah puskesmas yang layanannya pun tidak terlalu lengkap. Bila mau benar-benar berobat dengan layanan yang lengkap, warga terpaksa harus melakukan perjalan ke Sorong sebagai kota besar terdekat yang bisa dituju.

Tentu saja, perjalanan menuju Sorong dari Seget tidak mudah. Akses yang sulit, waktu tempuh yang lama, hingga biaya transportasi yang mahal menjadi masalah utama penduduk yang letak kampungnya di pesisir pantai itu.

detikcom berkesempatan untuk mengunjungi distrik tersebut beberapa hari lalu. Di sana masyarakat memang mengeluhkan sulitnya layanan kesehatan, Lusia misalnya, dia mengatakan untuk pergi ke Sorong keluarganya harus menyiapkan uang setidaknya Rp 1 juta hanya untuk transportasi pulang pergi.

Bukan cuma mahal waktu tempuhnya juga sangat lama sekali. Padahal Lusia dan suaminya sama-sama memiliki riwayat penyakit asam lambung yang cukup akut dan butuh perhatian medis yang besar.

"Ibu pernah berobat ke Sorong, Ibu butuh Rp 1 juta untuk naik taksi ke Sorong untuk berobat. Di jalan bisa 3-4 jam begitu, lama sekali, bisa satu hari saja untuk berobat," sebut Lusia ketika ditemui detikcom.

Malah Lusia bilang selama ini medan yang ditempuh untuk menuju Sorong melalui jalur darat sangat tidak layak. Belum ada jalan beton ataupun jalan beraspal dari Seget ke Sorong. Adapun bila dilihat dari GoogleMaps, setidaknya jarak perjalanan darat dari Seget ke Sorong sekitar 97 kilometer.

Yang jadi masalah bila hujan sudah turun, Lusia bilang jalan itu sama sekali tidak bisa dilewati. Alhasil perjalanan Seget ke Sorong pun terpaksa terputus. Sementara untuk jalur laut, sejauh ini belum banyak kapal yang tersedia, kalaupun ada warga harus menyewa dengan harga mahal.

"Ibu harus naik taksi itu jalannya tidak baik, belum ada jalan macam aspal, ini kan jalan perusahaan. Kami kalau sudah hujan tidak bisa lewat sudah," cerita Lusia.

Rumah Sakit Terapung PIS dan DoctorShare Foto: Dok. Pertamina International Shipping (PIS)

Musa, penduduk Seget lainnya, juga punya keluhan yang tak jauh berbeda. Akses kesehatan yang sulit membuat penyakitnya menjadi-jadi. Musa punya keluhan gatal-gatal di bagian kakinya, kini gatal-gatal di kaki itu telah berubah menjadi luka yang cukup besar di pergelangan kakinya.

Dia bilang dirinya pernah berobat ke Sorong dan mendapatkan obat pada masalah di kakinya, namun karena obat itu tidak rutin diberikan, kakinya terus gatal dan menimbulkan luka. Katanya, untuk membeli obat di Sorong harganya mahal, ongkosnya juga mahal.

"Gatal di kaki saya ini, sekarang jadi luka begitu. Saya pernah berobat di rumah sakit ke Sorong, tapi mahal sekali, obatnya pun harus bayar Rp 400 ribu. Saya diberi salep di Sorong, sempat berkurang begitu, tapi ini gatal lagi," kata Musa ketika diajak berbincang-bincang.

Di tengah keluhan warga Seget soal layanan kesehatan, titik terang muncul. Rumah Sakit Apung (RSA) Nusa Waluya II mulai bersandar di dermaga distrik Seget dalam beberapa waktu ke depan.

Masih ada informasi menarik di halaman selanjutnya. Langsung klik




(hal/hns)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork