Kemenkeu Luncurkan Pembiayaan Startup yang Berkontribusi ke Lingkungan

Kemenkeu Luncurkan Pembiayaan Startup yang Berkontribusi ke Lingkungan

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 11 Des 2023 11:46 WIB
Kemenkeu meluncurkan program pembiayaan yakni Catalytic Funding dan insentif dengan nama Incentivizing Mitigation Outcomes.
Foto: Achmad Dwi/Detikcom
Jakarta -

Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) Kementerian Keuangan dan United Nations Development Programme (UNDP) meluncurkan program pembiayaan yakni Catalytic Funding dan insentif dengan nama Incentivizing Mitigation Outcomes.

Dua program ini diluncurkan sebagai bagian komitmen Indonesia untuk memerangi isu lingkungan dan perubahan iklim melalui Nationally Determined Contribution (NDC) dan pemenuhan target pembangunan berkelanjutan (SDGs).

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menjelaskan, peluncuran program ini merupakan komitmen Indonesia terhadap perubahan iklim.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini adalah suatu aktivitas yang sekali lagi menegaskan komitmen Indonesia kepada agenda perubahan iklim. Indonesia memiliki komitmen yang sangat besar terhadap agenda perubahan iklim ini. Kenapa, perubahan iklim ini mempengaruhi seluruh orang di atas bumi," katanya di Kementerian Keuangan Jakarta, Senin (11/12/2023).

Untuk merealisasikan komitmen Indonesia tersebut, maka berbagai pihak mesti bekerja, baik dari pemerintah, perekonomian, dunia usaha, sektor keuangan dan lain sebagainya.

ADVERTISEMENT

"Hari ini adalah salah satu bentuk contoh, ini bukan contoh sekadar contoh, ini aktivitas yang menjadi bagian dari kita menuju komitmen tadi," katanya.

Direktur Utama BPDLH Joko Tri Haryanto menerangkan, Indonesia memiliki dua komitmen besar yakni SDG's dan NDC di 2030. Keduanya, kata dia, diharapkan bisa membuat bumi menjadi tempat yang layak untuk ditinggali.

"Problemnya SDG's 2030 dan NDC 2030 masih banyak tantangan terkait kurangnya kesadaran dan pemahaman, terkait kapasitas SDM, terkait data dan transparansi dan paling penting akses pendanaan," katanya.

Menurutnya, pendanaan ini menjadi topik yang menarik. Dia mengatakan, pihaknya mencoba keluar dari paradigma di mana seluruh komitmen tidak hanya didasarkan oleh dana APBN atau APBD. Terlebih, APBN dan APBD memiliki keterbatasan. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan baru yang dikenal dengan pendanaan campuran atau blended finance.

"Ini menjadi menarik sebetulnya kalau kemudian kita lihat peluncuran dua mekanisme pendanaan baru yang dilakukan BPDLH dan UNDP menjadi cermin yang kita kenal pendanaan campuran atau blended finance tersebut," jelasnya.

Dia menjelaskan, Catalytic Funding akan berfokus pada pengembangan startup yang nantinya bisa menerapkan solusi berbasis environmental, social and governance (ESG).

"Di tahap awal ada 4 startup yang bergabung dalam mekanisme ini. Dua bisnisnya akuakultur dan perikanan, satu pengelolaan sampah, satu lagi edukasi," jelasnya.

Kemudian, Incentivizing Mitigation Program Outcomes merupakan program insentif kepada pelaku yang masuk ke bursa.

"Nanti ada dua modalitas dari sisi input pelaku mempercepat prosedur, menyelesaikan daftar rincian aksi mitigasi dan lain-lain," katanya.

"Modalitas kedua kami akan memberikan insentif pelaku eksisting masuk di bursa kemudian bisa melakukan transaksi. Harapannya mendorong pelaku-pelaku lain khususnya pelaku menengah bawah supaya punya kesempatan yang sama," sambungnya.

(acd/rir)

Hide Ads